This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Cerita Dewasa Tetangga Rumah Mengajak Ml - Cerita Sex

Cerita Dewasa Tetangga Rumah Mengajak Ml
Cerita Dewasa Tetangga Rumah Mengajak ML
Awal cerita saat aku dipanggil oleh Mbak Saskia untk maen kerumahnya karena dia perlu bantuan dariku. Mbak Saskia memintaku mengajari komputer karena alasan dia sedang ikut kursus untk bekal bekerja (Mbak Saskia sedang melamar di Perusahaan Swasta) dan sebentar lagi ada ujian komputer. Aku menyanggupinya tapi hanya pd saat aku tak ada kegiatan kuliah.

Hari pertama Mbak Saskia belajar komputer tak ada yg perlu diceritakan, tapi pd hari-hari berikutnya terjadilah cerita-cerita erotis ini. Saat itu Mbak Saskia sedang mencoba belajar Excel, aku duduk di kursi tamu yg jaraknya kira-kira 3 meter dari jarak meja komputer.

"Mbak.., kapan ujiannya", tanyaku.
"Besok!, Mas!, sini dong..
"Ada apa Mbak", sahutku.
"Ini lho, cara ngasih blok ni gimana toch?
"Ochh.., itu toch, gini klik mouse kiri tekan terus dan geser sampai cell yg dikehendaki kemudian lepaskan", begitu kataku sambil memberikan contoh.

Selanjutnya Mbak Saskia segera mencoba dan berkali-kali gagal. Aku membimbing dgn memegang tangan Mbak Saskia, tangan Mbak Saskia memegang mouse sementara tanganku di atas tangannya.

Tanpa terasa perutku menempel di bahu Mbak Saskia. Aku lihat tak ada perubahan apapun di wajah Mbak Saskia dan akupun pura-pura tak tahu. Agar lebih leluasa aku ambil kursi dan duduk di sebelahnya.

Sambil mengajar, kedua tanganku ikut main, tangan kanan mainkan mouse dan tangan kiri memegang pantat Mbak Saskia. Melihat tak ada reaksi dari Mbak Saskia, aku mulai berani lebih jauh, tanganku mulai meraba pinggangnya. Ia diam saja. Sambil meremas-remas pinggangnya, aku mendekatkan hidungku ke tengkuknya.

Sampai akhirnya hidungku menempel di belakang telinga kanannya. Sementara tanganku mulai merayap naik dari pinggangnya. Jari-jemariku menyusupkan ke dlm celah di bawah kemeja pendeknya, memberikan kehangatan pd pinggang dan perutnya yg langsing dan kencang, terus perlahan-lahan merayap ke atas.

Mbak Saskiak menarik nafas dalam-dalam hingga kedua bukit di dadanya makin membusung dan memenuhi kemeja ketatnya pd saat itu pula, tangan kananku tiba di bukit halus di dada kanannya, mengusap, memijit, dan meremas pelan, membuat nafas Mbak Saskia kian memburu, ia memutar wajahnya ke kanan.

"Uhh..n Mass jangan!", desahnya.
"Kenapa Mbak, mumpung sepi, nggak ada yg lihat".
"Jangan ach, saru.., aku pulang dulu yach", kata Mbak Saskia sambil membereskan buku excel yg dibawanya.
"Mbak, boleh nggak, kalau aku minta punyanya Mbak Saskia?".
"Minta apa..", tanyanya penasaran.
"Aku ingin merasakan punya Mbak Saskia, kalau boleh Mbak ke sini hari Rabu, kira-kira jam 10.00 pagi, Kutunggu".
Aku sengaja memilih jam tersebut, karena saat-saat seperti itu di lingkungan kami relatif sepi, karena ditinggal sekolah anak-anak, sementara ibu-ibu sibuk di dapur. Tak ada jawaban dari bibirnya yg aduhai, maka kuulangi lagi.
"Bagaimana Mbak?".
"Ach.., Aku pulang dulu yach", hanya itu jawaban darinya.
Hari Rabu yg kutunggu datang juga, aku minta ijin pd boss seolah-olah ada keperluan keluarga. Hatiku rasanya berdebar-debar menunggu kedatangan Mbak Saskia, ada rasa was-was kalau ternyata yg ditunggu-tunggu ternyata tak datang. Berkali-kali aku lihat keluar, dia belum jg keluar dari rumahnya. Kulihat lagi.., uch dia keluar, hatiku berdebar, jantungku berdetak lebih cepat, semakin dekat jarak kami rasanya detak jantung ni makin cepat pula.
"Masuk Mbak", bisikku mempersilakan.
"Mass, aaku geemetaar".
"aakuu juga", sambil kutarik tangan Mbak Saskia ke kamarku.
"Mass".

Tiba-tiba kata-katanya terhenti dan nafasnya tertahan, saat kupeluk dan kuciumi lehernya yg jenjang itu. Dan selang beberapa detik kamipun tenggelam dlm ciuman yg sangat bernafsu itu beberapa menit.

Dan tangankupun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya. Sambil berdiri kami berdua masih saling melumat dan tangankupun mulai menggerayangi dari leher, ke bahu dan pd akhirnya bertumpu di dua gunung kembar milik Mbak Saskia.

Kini jari-jariku telah menemukan puting kecil di puncak bukit kenyal di dada kanannya dan mulai mengusap-usapnya. Ibu jariku mengusap puting dadanya yg kanan, sementara jari tengah aku melakukan hal yg serupa di dadanya yg kiri.

Tangan kiriku membuka kancing dan ritsluiting celana kulotnya, menyusup ke dalam, menemukan rambut-rambut ikal. Mbak Saskia memejamkan matanya dan menahan nafas, ekspresinya menunjukkan rasa geli dan birahi.

Secara refleks, tangannya membuka kancing-kancing kemejanya, hingga dua bukit yg dari tadi berdesakan dlm ruang sempit itu terbebas. Indah sekali, aku dpt melihat bahwa ibu jari dan jari tengah tangan kananku kini sedang memijit-mijit dua buah puting yg tegang, berwarna coklat muda.

Kemejanya tersingkap di sebelah kanan, menunjukkan pundak yg sangat halus dan indah, aku langsung mengoleskan lidahku di situ berkali-kali. Tangan kiriku terus menggali ke dlm rambut-rambut ikat itu hingga celana Mbak Saskia merosot sedikit demi sedikit dan akhirnya jatuh di bawah kakinya.

Jari tengah tangan kiriku pun langsung menyentuh sesuatu yg hangat dan lembab, mengusapnya, menjentik-jentikkannya. Membuat tubuh Mbak Saskia yg cukup jangkung itu bergetar, sulit berdiri tegak, kakinya goyah, dadanya naik turun mengikuti nafasnya yg terengah, keringat membasahi keningnya, dan sesuatu mulai membasahi jari tangan kiriku di tengah selangkangannya, berdirinya semakin goyah, tangan tangan dan mulutku makin giat bekerja, tungkai indahnya makin gemetar.
"Ohh.., Mass.., ohh.., aku nggak tahan geli", rintihnya sambil terengah.

Aku segera menelentangkan tubuhnya di atas ranjang. Kuulangi menghisap putingnya bergantian. Tangan kananku menggosok-gosok vaginanya. Kuciumi, kujilati dan kuhisap-hisap semua bagian yg menurut instingku bisa membangkitkan gairahnya.

Bibir, lidah, telinga, kuping leher, dada, perut, pusar, paha, vagina, betis sampai ke jari dan telapak kakinya. Tubuh Mbak Saskia bergelinjangan tak karuan dadanya naik-turun kelojotan. Mulutku naik lagi ke atas menyusuri betis dan paha hingga akhirnya berhenti di vaginanya.

Dengan kedua tanganku kusibak pelan bulu vaginanya. Kulihat belahan vaginanya yg memerah berkilat dan bagian dalamnya ada yg berdenyut-denyut. Kuciumi dgn lembut, bau vaginanya membuat sensasi yg aneh. Dengan hidung kugesek-gesek belahan vagina Mbak Saskia sambil menikmati aroma bahunya. Erangan dan gelinjangan tubuhnya terlihat seperti pemandangan yg indah menggairahkan.

"aahhk.., eekhh.., nikmat sekali Mass, Teruuss", rintih Mbak Saskia.
Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit vaginanya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai atas kujulurkan lidahku menjilati belahan vaginanya. Begitu seterusnya naik turun sambil melihat reaksi Mbak Saskia.

"Akkhh.., akkhh.., akkhh.., ngghh", Mbak Saskia terus merintih nikmat, tangannya mencari tangan kananku, meremas-remas jariku lalu membawanya ke payudaranya. Aku tahu dia ingin yg meremas payudaranya adlh tanganku.

Begitu kulakukan terus, tangan kananku meremas payudaranya, mulutku menjilati dan menghisap-hisap, menyedot vaginanya, sementara tangan kiriku menyentik-nyentik clitorisnya. Diapun bergelinjang-gelinjang kenikmatan.

"Mass aduuh.., enaak sekalii", erang Mbak Saskia.
"Ngghh.., ngghh..", Aku hanya bisa mendesah, kakinya yg tadinya belum terbuka lebar, tanpa dia sadari dia telah merenggangkan kedua pahanya sambil kakinya ditekuk. Maka semakin lebar kemaluannya terbuka aku semakin leluasa memainkan vaginanya.

Setelah menyedot bibir vagina milik Mbak Saskia, lalu aku mulai menjulurkan lidahku ke dlm vaginanya yg mulai basah itu. Kujilati clitoris milik Mbak Saskia yg merah itu, terkadang lidahku kujulurkan masuk ke dlm lubang vaginanya. Diapun mendesah terus menerus, "aacch, oocchh, aacchh, oocchh". Mendengar desahan Mbak Saskia aku semakin beringas menjilatinya hingga vaginanya basah.

"Mass.., ngghh..", Mbak Saskia mendesah sambil tangannya menggapai mencari-cari penisku.
Aku bangkit dan kuletakkan penisku di lembah diantara dua bukit yg kenyal itu, lalu kugesek-gesekkan penisku, sementara Mbak Saskia menggeliat-liat sambil tangannya ikut mengusap-usap kepala penisku.

"Mass.., ngghh..", desah Mbak Saskia.
Tangannya menarik penisku, sementara lidahnya menjilat-jilat bibirnya yg sensual. Kusorongkan penisku ke bibir Mbak Saskia,

Dia mulai mengelus-elus, menjilati dari kantung yg berisikan dua biji pelir hingga sampai pd kepala penisku. Setelah puas dia menjilati lalu dia memasukan penisku ke mulutnya, menghisap dan mengocok-ngocok dgn mulutnya seirama dgn desahan Mbak Saskia.

Lama sekali dia mempermaikan penisku hingga aku secara tak sadar menggeliat-geliat sambil mendesah, "Ooohh, oohh, yaacch, yaacch".

Aku sudah tak tahan, penisku yg sedang di kulum-kulum di mulut Mbak Saskia, kucabut. Aku mengangkat kedua tungkainya, meletakkannya di bahuku, dan pelahan-lahan dgn hati-hati kupegang penisku dan kugesek-gesekkan di belahan bibir vaginanya beberapa kali, kemudian kutekan ke dlm dan.., "Bleess", penisku memasuki vaginanya dan segera kusodokkan dalam-dalam dgn kencang.

"Aduuhh..", Mbak Saskia menjerit pelan.
"Sakit Mbak..", tanyaku dan Mbak Saskia kulihat hanya menggelengkan kepalanya sedikit dan ketika dia menciumi di sekitar telingaku kudengar dia malah berbisik, "enaak.., Maas".

Kuciumi wajahnya dan sesekali kuhisap bibirnya sambil kumulai menggerakkan pantatku naik turun pelan-pelan, dan makin lama semakin cepat. Tangan Mbak Saskia mencengkeram dan menekan pantatku.

Wajahnya tampak memelas, matanya terkatup rapat, bibir tipisnya terbuka, tapi giginya terkatup, keringat membasahi sekujur tubuhnya yg kini bergerak terkocok dlm kecepatan tinggi. Aku merasakan jepitan vaginanya sungguh luar biasa.

Begitu lembab, lengket, licin, tapi ketat mencengkeram mengurut-ngurut kejantananku. Ia pun merasakan nikmat yg luar biasa, vaginanya terjejali dgn benda yg keras dan hangat dgn ukuran yg tepat, menggesek dinding liang vaginanya, tiap gesekan makin membuatnya melayang-layang.

Aku menurunkan kaki kanannya dari bahu kiriku, dan memutar tubuhnya ke kiri, sehingga posisi kami jadi menyilang, penisku kini menyentuh bagian yg lebih dlm dari vaginanya. Mbak Saskia kian histeris, menggeliat-geliat, punggungnya terangkat-angkat dari kasur, matanya terpejam makin rapat, dan mulutnya mendesis, mengerang, dan mengaduh tak menentu.

Tangan kanannya kini memegangi tanganku yg sedang mencengkeram pinggulnya. Aku membungkukkan badan dan mulutku menangkap puting kanan Mbak Saskia, mengolesinya dgn lidahku, menghisap-hisapnya, tapi puting itu tak dpt menjadi lebih tegang lagi karena sudah begitu tegang.

Tubuh kami terus saling berhempasan, penisku terasa menyodok-nyodok ujung liang vaginanya. Sampai tiba-tiba kedua tangannya mencengkeram sprei, wajahnya meringis, dan tubuhnya meregang sampai punggungnya terangkat tinggi dari ranjang, "Ugghh.., Massh.., ohh", rintihnya.

Beberapa detik tubuhnya meregang seperti itu, otot-otot vaginanya terasa kuat sekali menggenggam penisku, lalu tiba-tiba tubuh langsingnya terkulai lunglai, seperti tak berenergi.

"Mbak Saskia, bisa tahan sebentar saja?", tanyaku.
Ia mengangguk lemah sambil tetap lunglai seperti orang mau pingsan. Aku segera dgn cepat mengocokkan penisku, kutekankan dalam-dalam, dan kutarik dgn cepat, begitu terus.

Hingga ekspresi Mbak Saskia menunjukkan rasa ngilu kesakitan, tapi ia diam saja, membiarkanku mencapai klimaks. Dan akhirnya, aku merasa sesuatu keluar dari penisku, "crott.., crott.., crott.., ach".
Aku mencabut penisku dari vagina Mbak Saskia dan berbaring di sampingnya. Mendekapnya, memeluknya. Ia pun memelukku dgn mesra, seolah kami merupakan suami istri yg saling memiliki.

Sejak kejadian itu kami jarang ketemu apalagi ngobrol, karena Mbak Saskia sudah lulus kursus, apalagi setelah Mbak Saskia mulai kerja, sementara aku disibukkan dgn urusan kuliah dan pekerjaan, praktis kami tak sempat ketemu lagi.

Pengalamanku dgn Mbak Saskia membuat aku sering tergoda jika melihat ibu-ibu seksi. Aku ingin pengalamanku terulang, tapi tak bisa. Mbak Saskia sudah pindah menempati rumah sendiri bersama suaminya yg kebetulan belum ada jaringan telepon. Aku ingin nekat ke rumahnya, tapi tak berani, malu kalau tak ada alasan yg jelas.

Suatu saat tanpa diduga aku bertemu dgn suami Mbak Saskia, kami ngobrol dan dgn basa-basi kutanyakan apa sudah ada jaringan telepon di rumahnya, ternyata sudah ada dan di rumahnya jg sudah dipasang. Dengan berbekal nomor yg dikasihkan, aku mencoba menghubungi Mbak Saskia, berdebar jg rasanya jantung ini.

"Halloo", terdengar suara yg sudah saya kenal baik itu.
"Ini Mbak Saskia, yaa?", tanyaku.
"Och.., Mas Febri toch", sahut Mbak Saskia dgn nadanya yg renyah.

Kami ngobrol lama, aku gunakan kesempatan ni untk membangkitkan kenangan masa lalu. Aku rayu dia, supaya sewaktu-waktu ada kesempatan kami bisa mengulang masa laku kami. Tapi sayang Mbak Saskia mengaku sudah insaf dan dulu merupakan kekhilafan yg jangan sampai diulang. Akhirnya aku menyerah, tapi sudah kepalang basah, aku menceritakan terus terang dan minta tolong pd Mbak Saskia.

"Mbak, kalau toch Mbak Saskia nggak mau lagi, baiklah nggak apa-apa, tapi aku minta tolong.., tolong bantu aku Mbak!
"Apa yg bisa ku bantu Mass!
"Begini Mbak.., terus terang sejak kejadian itu, aku sering melamun dan sering tergoda jika melihat ibu-ibu yg kelihatan seksi, aku akhirnya hanya bisa menahan dan kalau toch terpaksa kuambil sabun dan main sendiri.

Mbak tolonglah aku.., jika Mbak punya kenalan yg kebetulan kesepian dan menginginkan kenikmatan, kenalkan padaku yaach, aku ingin memberikan kenikmatan seperti yg pernah aku berikan kepada Mbak Saskia".

"Mas, kok jadi begini.., tapi yach, akan aku usahakan, tapi aku nggak berani menjanjikan lho!
Sampai sekarang Mbak Saskia tak pernah memberi kabar. Aku jg tahu diri mungkin Mbak Saskia tak setuju apa yg akan aku perbuat, sehingga dia tak pernah memberi kabar apapun.

Akhirnya akupun sampai sekarang tak pernah menghubungi lagi Mbak Saskia. Aku menganggap Mbak Saskiaku hilang, yah Mbak Saskiaku sayang, Mbak Saskiaku yg hilang. Tapi aku masih tetap mengharap menemukan Mbak Saskia yg lain.www.esekblog.com

0 Response to "Cerita Dewasa Tetangga Rumah Mengajak Ml - Cerita Sex"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *