baca96.blogspot.com - Salam ukhuwwah,
Di sini onesue sertakan titipan dari seorang sahabat menceritakan dgn begitu puitis berkenaan cinta Rasulullah terhadap umatnya. Oleh itu, marilah kita sama-sama berusaha untk meninggalkan segala kemungkaran dan berusaha sedaya upaya untk menjadi umat Nabi Muhammad saw yg terbaik sebagai menyambut cinta yg begitu agung darinya
Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut
Ada sebuah kisah tentang cinta yg sebenar-benar cinta yg dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurunenggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dgn suara terbatas memberikan kutbah,"Wahai umatku, kita semua ada dlm kekuasaan Allahdan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskandua perkara pd kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelakorang-orang yg mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dgn pandangan mata Rasulullah yg tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dgn berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Alimenundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kalaitu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda- tanda itu semakin kuat,tatkala Ali dan Fadhal dgn cergas menangkap Rasulullah yangberkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalaumampu, seluruh sahabat yg hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dgn keningnya yg berkeringat dan membasahi pelepah kurma yg menjadi alastidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yg berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yg membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yg ternyata sudah membuka mata dan bertanya pd Fatimah,"Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ni aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullahmenatap puterinya itu dgn pandangan yg menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yg menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yg memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut sama menyertainya. Kemudian panggilah Jibril yg sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dgn suara yg amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menantikedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi."Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir,wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah beradadi dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yg di sampingnya menunduk semakin dlm dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pd Malaikat pengantar wahyu itu."Siapakah yg sanggup,melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yg tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ni kepadaku, jangan pd umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulait erdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup kantangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yg mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yg memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi.
source : http://imgur.com, http://log.viva.co.id
0 Response to "Saat Rasulullah menghadapi sakaratul maut"
Posting Komentar