This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Penjelasan Tentang Masalah Zina & Akibatnya

baca96.blogspot.com - Perbuatan zina adlh perbuatan dosa besar yg berakibat akan mendapatkan sangsi yg berat bagi pelaku, oleh karena itu untk menentukan bahwa seseorang telah berbuat zina dpt dilakukan dgn 4 cara sebagaimana telah digariskan oleh rasulullah saw, yaitu : ada 4 orang saksi yg adil, laki-laki, memberikan yg sama mengenai: tempat, waktu, pelaku, dan cara melakukannya.‎ Pengakuan dari pelaku dgn syarat pelaku udah baligh dan berakal.
Menurut imam syafi’i dan imam malik pengakuan cukup diucapkan oleh pelaku satu kali, tapi menurut imam abu hanifah dan imam ahmad pengakuan harus diulang-ulang sampai empat kali, setelah itu baru dijatuhi hukuman.
Larangan berbuat zina dan Hukum Bagi Pezina
Berikut ni akan kami sampaikan beberapa Firman Allah SWT dan hadits yg shahih tentang larangan berbuat zina, semoga dgn penjelasan ni kita bisa mengamalkannya dan kita terhindari dari perbuatan zina.
Firman Allah :
وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adlh suatu perbuatan yg keji, dan suatu jalan yg buruk". [QS. Al-Israa’ : 32] Berbuat jahat (zina) adlh perbuatan keji sekali, kerana dari kejahatan itu terjadi bencana dan kemelaratan, seumpama "penyakit perempuan" dan lainnya. Dan akibat perzinaan itu, apabila lahir anak dari perbuatan zina itu, maka tidaklah tahu siapakah waris sebenar anak itu dan teranglah akan rosak pewaris yg sebenar-benarnya.
Memanglah perbuatan zina itu sangat kotor, sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Daulah Islamiah, kepada sesiapa yg berzina itu dijatuhkan hukuman 100 kali sebatan, sebagaimana tersebut firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dlm kitab suci Al-Quran yg berbunyi (maksudnya):
اَلزَّانِيَةُ وَ الزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَّ لاَ تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، وَ لْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مّنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَلزَّانِيْ لاَ يَنْكِحُ اِلاَّ زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَةً وَّ الزَّانِيَةُ لاَ يَنْكِحُهَآ اِلاَّ زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌ، وَحُرّمَ ذلِكَ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ.
"Perempuan yg berzina dan laki-laki yg berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu (menjalankan) agama Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari kiamat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yg beriman". (2) "‎Laki-laki yg berzina tak mengawini melainkan perempuan yg berzina / perempuan yg musyrik, dan perempuan yg berzina tak dikawini melainkan oleh laki-laki yg berzina / laki-laki yg musyrik, dan yg demikian itu diharamkan atas orang-orang yg mukmin". (3) [QS. An-Nuur : 2-3]
وَ الّتِيْ يَأْتِيْنَ اْلفَاحِشَةَ مِنْ نّسَآئِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِنَّ اَرْبَعَةً مّنْكُمْ، فَاِنْ شَهِدُوْا فَاَمْسِكُوْهُنَّ فِى اْلبُيُوْتِ حَتّى يَتَوَفّهُنَّ اْلمَوْتُ اَوْ يَجْعَلَ اللهُ لَهُنَّ سَبِيْلاً. وَ الَّذنِ يَأْتِينِهَا مِنْكُمْ فَاذُوْهُمَا، فَاِنْ تَابَا وَ اَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَا، اِنَّ اللهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا.
"Dan (terhadap) para wanita yg mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dlm rumah sampai mereka menemui ajalnya, / sampai Allah memberi jalan yg lain kepadanya". (15) "Dan terhadap dua orang yg melakukan perbuatan keji diantara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". (16) [QS.An-Nisaa’ : 15-16]
وَ الَّذِيْنَ لاَ يَدْعُوْنَ مَعَ اللهِ اِلـهًا اخَرَ وَ لاَ يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقّ وَ لاَ يَزْنُوْنَ، وَ مَنْ يَّفْعَلْ ذلِكَ يَلْقَ اَثَامًا. يُضعَفْ لَهُ اْلعَذَابُ يَوْمَ اْلقِيمَةِ وَ يَخْلُدْ فِيْهِ مُهَانًا. اِلاَّ مَنْ تَابَ وَ امَنَ وَ عَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا فَاُولئِكَ يُبَدّلُ اللهُ سَيّاتِهِمْ حَسَنَاتٍ، وَ كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا.
"Dan orang-orang yg tak menyembah tuhan yg lain beserta Allah dan tak membunuh jiwa yg diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dgn (alasan) yg benar, dan tak berzina. Barangsiapa yg melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (yakni) akan dilipat gandakan ‘adzab untuknya pd hari qiyamat dan dia akan kekal dlm ‘adzab itu dlm keadaan terhina. Kecuali orang-orang yg bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka itu kejahatan mereka digandi Allah dgn kebajikan. Dan adlh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [QS. Al-Furqaan : 68]
وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حفِظُوْنَ، اِلاَّ عَلى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغى وَرَآء ذلِكَ فَاُولئِكَ هُمُ اْلعدُوْنَ.
"Dan orang-orang yg menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka / budak yg mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dlm hal ni tak tercela. Barangsiapa mencari yg dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yg melampaui batas". [QS Al-Mukminuun: 5-7]

Hadits Nabi SAW :
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنّى رَسُوْلُ اللهِ اِلاَّ بِاِحْدَى ثَلاَثٍ. الثَّيّبُ الزَّانِ وَ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَ التَّارِكُ لِدِيْنِهِ اْلمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ. مسلم 3: 1302
Dari Abdullah (bin Mas’ud) ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Tidak halal darah orang Islam yg bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa aku utusan Allah, kecuali dgn salah satu dari tiga sebab : 1. Orang yg sudah menikah melakukan zina, 2. Karena membunuh orang, dan 3. Orang yg murtad meninggalkan agamanya, memisahkan dari jamaah kaum muslimin. [HR. Muslim juz 3, hal. 1302]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ اِلاَّ بِاِحْدَى ثَلاَثٍ: رَجُلٌ زَنَى بَعْدَ اِحْصَانٍ فَاِنَّهُ يُرْجَمُ، وَ رَجُلٌ خَرَجَ مُحَارِبًا ِللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَاِنَّهُ يُقْتَلُ اَوْ يُصْلَبُ اَوْ يُنْفَى مِنَ اْلاَرْضِ، اَوْ يَقْتُلُ نَفْسًا فَيُقْتَلُ بِهَا. ابو داود 4: 126، رقم: 4353
Dari Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tidak halal darah orang Islam yg bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah, kecuali salah satu dari tiga sebab : 1. Orang yg berzina padahal ia sudah menikah, maka ia harus dirajam, 2. Orang yg murtad keluar dari agamanya dan memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu dibunuh, / disalib, / dibuang dari negerinya, dan 3. Atau karena dia membunuh seseorang, maka dia dibalas bunuh. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 126, no. 4353]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِيْنَ يَزْنِى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. وَ لاَ يَسْرِقُ السَّارِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. وَ لاَ يَشْرَبُ اْلخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. مسلم 1: 76
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah berzina seorang yg berzina ketika dia berzina itu dlm keadaan iman. Dan tidaklah mencuri seorang pencuri ketika mencuri itu dlm keadaan iman. Dan tak pula meminum khamr (seorang peminum khamr) ketika meminumnya itu dlm keadaan iman. [HR. Muslim juz 1, hal. 76].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِيْنَ يَزْنِى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَشْرَبُ اْلخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَسْرِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ وَ لاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً يَرْفَعُ النَّاسُ اِلَيْهِ فِيْهَا اَبْصَارَهُمْ وَ هُوَ مُؤْمِنٌ. البخارى 8: 13
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah berzina seorang yg berzina ketika ia berzina dlm keadaan beriman. Dan tidaklah meminum khamr ketika ia meminumnya dlm keadaan beriman. Dan tidaklah mencuri ketika ia mencuri dlm keadaan beriman. Dan tidaklah pula orang yg merampok harta yg orang-orang melihatnya, ia dlm keadaan beriman. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ اْلاِيْمَانُ. فَكَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ. فَاِذَا اِنْقَطَعَ رَجَعَ اِلَيْهِ اْلاِيْمَانُ. ابو داود 4: 222، رقم: 4690
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Apabila seseorang berzina maka iman keluar darinya. Maka ia wajib menjaga diri (dari berbuat zina), dan apabila dia berhenti (dari berbuat zina) maka iman kembali kepadanya. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 222, no. 4690]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَ لاَ يُزَكّيْهِمْ وَ لاَ يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ: شَيْخٌ زَانٍ وَ مَلِكٌ كَذَّابٌ وَ عَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ.مسلم 1: 102
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Tiga golongan yg Allah tak mau berbicara dgn mereka pd hari kiamat. Tidak membersihkan mereka, tak mau melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yg pedih : 1. Orang tua yg berzina, 2. Raja (pemimpin) yg suka berdusta dan 3. Orang fakir yg sombong. [HR. Muslim juz 1, hal. 102]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَرْبَعَةٌ يُبْغِضُهُمُ اللهُ: اْلبَيَّاعُ اْلحَلاَّفُ وَ اْلفَقِيْرُ اْلمُخْتَالُ وَ الشَّيْخُ الزَّانِى وَ اْلاِمَامُ اْلجَائِرُ. ابن حبان فى صحيحه 12: 368، 5558
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Empat golongan yg Allah benci kepada mereka : 1. Pedagang yg banyak bersumpah, 2. Orang fakir yg sombong, 3. Orang tua yg berzina, dan 4. Pemimpin yg dhalim. [HR. Ibnu Hibban di dlm Shahihnya, juz 12, hal. 368, no. 5558].
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ تُشْتَرَى الثَّمْرَةُ حَتىَّ تُطْعَمَ و قَالَ: اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم فى المستدرك وقال صحيح الاسناد 2: 43، رقم: 2261
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau bersabda, Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pd diri mereka sendiri. [HR. Hakim, dlm Al-Mustadrak, ia berkata shahih sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261].
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص: اَيُّ الذَّنْبِ اَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ؟ قَالَ: اَنْ تَجْعَلَ ِللهِ نِدًّا وَ هُوَ خَلَقَكَ، قَالَ: قُلْتُ لَهُ: اِنَّ ذلِكَ لَعَظِيْمٌ. ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ اَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ اَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ. قَالَ، قُلْتُ: ثُمَّ اَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ اَنْ تُزَانِيَ حَلِيْلَةَ جَارِكَ. مسلم 1: 90
Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Dosa apa yg paling besar di sisi Allah?. Beliau menjawab, Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yg menciptakanmu. Saya berkata, Sungguh yg demikian itu sangat besar dosanya. Saya bertanya lagi, Kemudian apa ?. Beliau menjawab, Kamu membunuh anakmu karena takut dia ikut makan bersamamu. Saya bertanya lagi, Kemudian apa ?. Beliau menjawab, Kemudian kamu berzina dgn istri tetanggamu. [HR. Muslim juz 1, hal. 90]
عَنِ اْلمِقْدَادِ بْنِ اْلاَسْوَدِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: مَا تَقُوْلُوْنَ فِى الزّنَا؟ قَالُوْا حَرَّمَهُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ فَهُوَ حَرَامٌ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: َلاَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرِ نِسْوَةٍ اَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ اَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ، قَالَ: فَقَالَ: مَا تَقُوْلُوْنَ فِى السَّرِقَةِ؟ قَالُوْا: حَرَّمَهَا اللهُ وَ رَسُوْلُهُ فَهِيَ حَرَامٌ. قَالَ: َلاَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشَرَةِ اَبْيَاتٍ اَيْسَرُ عَلَيْه مِنْ اَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ. احمد 9: 226، رقم: 23915
"Dari Miqdad bin Aswad, ia berkata, Rasulullah SAW bertanya kepada para shahabatnya, Apa yg kalian katakan tentang zina?. Para shahabat menjawab, Zina adlh sesuatu yg Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, maka zina itu haram sampai hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya, Sungguh seorang laki-laki berzina dgn sepuluh perempuan itu lebih ringan (dosanya) daripada dia berzina dgn seorang istri tetangganya. Miqdad berkata : Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, Apa yg kalian katakan tentang mencuri?. Para shahabat menjawab, Sesuatu yg Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, maka mencuri itu haram. Beliau bersabda, Sesungguhnya seorang laki-laki mencuri dari sepuluh rumah (orang lain) itu lebih ringan dosanya daripada ia mencuri dari rumah tetangganya. [HR. Ahmad, juz 9, hal. 226, no. 23915]‎
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ وَ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ اْلجُهَنِيّ اَنَّهُمَا قَالاَ: اِنَّ رَجُلاً مِنَ اْلاَعْرَابِ اَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَنْشُدُكَ اللهَ اِلاَّ قَضَيْتَ لِى بِكِتَابِ اللهِ. وَ قَالَ اْلخَصْمُ اْلآخَرُ وَ هُوَ اَفْقَهُ مِنْهُ: نَعَمْ، فَاقْضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اللهِ وَ ائْذَنْ لِى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: قُلْ، قَالَ: اِنَّ ابْنِى كَانَ عَسِيْفًا عَلَى هذَا فَزَنَى بِامْرَأَتِهِ، وَ اِنِّى اُخْبِرْتُ اَنَّ عَلَى ابْنِى الرَّجْمَ فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمِائَةِ شَاةٍ وَ وَلِيْدَةٍ. فَسَأَلْتُ اَهْلَ اْلعِلْمِ، فَاَخْبَرُوْنِى اَنَّمَا عَلَى ابْنِى جَلْدُ مِائَةٍ وَ تَغْرِيْبُ عَامٍ، وَ اَنَّ عَلَى امْرَأَةِ هذَا الرَّجْمَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ َلأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللهِ. اْلوَلِيْدَةُ وَ اْلغَنَمُ رَدٌّ. وَ عَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَ تَغْرِيْبُ عَامٍ. وَ اغْدُ يَا أُنَيْسُ اِلَى امْرَأَةِ هذَا، فَاِنِ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا. قَالَ: فَغَدَا عَلَيْهَا، فَاعْتَرَفَتْ، فَاَمَرَ بِهَا رَسُوْلُ اللهِ ص، فَرُجِمَتْ. مسلم 4: 1324
Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al-Juhaniy, mereka berkata : Bahwa ada seorang laki-laki Badui datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, Ya Rasulullah, Demi Allah, sungguh aku tak meminta kepadamu kecuali engkau memutuskan hukum untukku dgn kitab Allah. Sedang yg lain berkata (dan dia lebih pintar dari padanya), Ya, putuskanlah hukum antara kami berdua ni menurut kitab Allah, dan ijinkanlah aku (untuk berkata). Lalu Rasulullah SAW menjawab, Silakan. Maka orang yg kedua itu berkata, Sesungguhnya anakku bekerja pd orang ini, lalu berzina dgn istrinya, sedang aku diberitahu bahwa anakku itu harus dirajam. Maka aku menebusnya dgn seratus kambing dan seorang hamba perempuan, lalu aku bertanya kepada orang-orang ahli ilmu, maka mereka memberi tahu bahwa anakku hanya didera seratus kali dan diasingkan selama setahun, sedang istri orang ni harus dirajam. Maka Rasulullah SAW bersabda, Demi Tuhan yg jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan kalian berdua dgn kitab Allah. Hamba perempuan dan kambing itu kembali kepadamu, sedang anakmu harus didera seratus kali dan diasingkan selama setahun. Dan engkau hai Unais, pergilah ke tempat istri orang ini, dan tanyakan, jika dia mengaku, maka rajamlah dia. Abu Hurairah berkata, Unais kemudian berangkat ke tempat perempuan tersebut, dan perempuan tersebut mengaku. Lalu Rasulullah SAW memerintahkan untk merajamnya, kemudian ia pun dirajam. [HR. Muslim juz 3, hal. 1324]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَضَى فِيْمَنْ زَنَى وَ لمَْ يُحْصَنْ بِنَفْيِ عَامٍ بِاِقَامَةِ اْلحَدّ عَلَيْهِ. البخارى 8: 28
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW pernah memutuskan hukuman orang yg berzina tetapi tak muhshan, yaitu dgn diasingkan setahun dan dikenakan hukuman dera. [HR. Bukhari juz 8, hal. 28]
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خُذُوْا عَنّى، خُذُوْا عَنّى. قَدْ جَعَلَ اللهُ لَهُنَّ سَبِيْلاً. اَلْبِكْرُ بِاْلبِكْرِجَلْدُ مِائَةٍ وَ نَفْيُ سَنَةٍ وَ الثَّيّبُ بِالثَّيّبِ جَلْدُ مِائَةٍ وَ الرَّجْمُ. مسلم 3: 1316
Dari ‘Ubadah bin Shamit ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Ambillah (hukum itu) dariku, ambillah (hukum itu) dariku. Sungguh Allah telah membuat jalan bagi mereka (para wanita), yaitu : Perawan (yang berzina) dgn jejaka, sama-sama didera seratus kali dan diasingkan setahun. Sedang janda dgn duda, sama-sama didera seratus kali dan dirajam. [HR. Muslim juz 3, hal. 1316]
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ رَجُلاً زَنَى بِامْرَأَةٍ، فَاَمَرَ بِهِ النَّبِيُّ ص: فَجُلِدَ اْلحَدَّ، ثُمَّ اُخْبِرَ اَنَّهُ مُحْصَنٌ، فَاَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ. ابو داود 4: 151، 4438
Dari Jabir (bin ‘Abdullah) bahwa ada seorang laki-laki berzina dgn seorang perempuan, lalu Nabi SAW memerintahkan agar si laki-laki itu didera sebagai hukumannya. Tetapi kemudian beliau diberitahu, bahwa laki-laki tersebut adlh muhshan (sudah nikah), maka diperintahkan untk dirajam, lalu orang itupun dirajam. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 151, no 4438]
Keterangan : Dari hadits-hadits diatas bisa diambil pengertian bahwa hukuman zina muhshan (laki / perempuan yg sudah pernah nikah), adlh dirajam hingga mati. Adapun hukuman dera bagi mereka hanyalah sebagai hukuman tambahan. Sedangkan hukuman zina yg bukan muhshan (jejaka / perawan), adlh didera/dijilid seratus kali. Adapun hukuman pengasingan hanya sebagai hukuman tambahan. Dilaksanakan hukuman apabila sudah jelas berbuat zina
وَ الّتِيْ يَأْتِيْنَ اْلفَاحِشَةَ مِنْ نّسَآئِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِنَّ اَرْبَعَةً مّنْكُمْ، فَاِنْ شَهِدُوْا فَاَمْسِكُوْهُنَّ فِى اْلبُيُوْتِ حَتّى يَتَوَفّهُنَّ اْلمَوْتُ اَوْ يَجْعَلَ اللهُ لَهُنَّ سَبِيْلاً. النساء:15
Dan (terhadap) para wanita yg mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dlm rumah sampai mereka menemui ajalnya, / sampai Allah memberi jalan yg lain kepadanya. [QS.An-Nisaa’ : 15]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّهُ قَالَ: اَتَى رَجُلٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ رَسُوْلَ اللهِ ص وَ هُوَ فِى اْلمَسْجِدِ فَنَادَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنّى زَنَيْتُ فَاَعْرَضَ عَنْهُ فَتَنَحَّى بِلِقَاءِ وَجْهِهِ. فَقَالَ لَهُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنّى زَنَيْتُ. فَاَعْرَضَ عَنْهُ حَتَّى ثَنَى ذلِكَ عَلَيْهِ اَرْبَعَ مَرَّاتٍ، فَلَمَّا شَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ اَرْبَعَ شَهَادَاتٍ دَعَاهُ رَسُوْلُ اللهِ ص فَقَالَ: اَبِكَ جُنُوْنٌ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ اَحْصَنْتَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذْهَبُوْا بِهِ فَارْجُمُوْهُ. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: فَاَخْبَرَنِى مَنْ سَمِعَ جَابِر َبْنَ عَبْدِ اللهِ يَقُوْلُ: كُنْتُ فِيْمَنْ رَجَمَهُ، فَرَجَمْنَاهُ بِاْلمُصَلَّى. فَلَمَّا اَذْلَقَتْهُ اْلحِجَارَةُ هَرَبَ، فَاَدْرَكْنَاهُ بِاْلحَرَّةِ، فَرَجَمْنَاهُ. مسلم 3: 1318
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya ia berkata, Ada seorang laki-laki dari kaum muslimin menghadap Rasulullah SAW di masjid, lalu menyeru, Ya Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar telah berzina. Kemudian Rasulullah SAW berpaling, beliau menjauhi wajahnya, lalu orang itu berkata lagi, Ya Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar berzina. Maka Rasulullah SAW berpaling sehingga orang tersebut mengulangi yg demikian itu sampai empat kali. Setelah ia bersaksi atas dirinya empat kali, maka Rasulullah SAW memanggilnya, lalu bertanya, Apakah kamu gila? Ia menjawab, Tidak. Nabi bertanya lagi, Apakah engkau sudah nikah? Ia menjawab, Sudah. Lalu Rasulullah SAW menyuruh para sahabat, Bawalah dia dan rajamlah. Ibnu Syihab berkata, ada seorang yg mendengar dari Jabir bin Abdullah memberitahukan kepadaku, bahwa Jabir berkata, Aku termasuk salah seorang yg merajamnya, yaitu kami rajam dia di mushalla (lapangan yg biasa untk shalat ‘ied). Tetapi tatkala batu-batu lemparan itu melukainya, ia lari, lalu kami tangkap dia di Harrah, kemudian kami rajam (sampai mati). [HR. Muslim juz 3, hal. 1318].
عَنْ جَابِرٍ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: رَأَيْتُ مَاعِزَ بْنَ مَالِكٍ جِيْءَ بِهِ اِلَى النَّبِيّ ص رَجُلٌ قَصِيْرٌ اَعْضَلُ لَيْسَ عَلَيْهِ رِدَاءٌ، فَشَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ اَرْبَعَ مَرَّاتٍ اَنَّهُ زَنَى، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَلَعَلَّكَ؟ قَالَ: لاَ، وَ اللهِ. اِنَّهُ قَدْ زَنَى اْلآخِرُ قَالَ فَرَجَمَهُ. مسلم 3: 1319
Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, Aku pernah melihat Ma’iz bin Malik dibawa menghadap Nabi SAW. dia adlh seorang laki-laki yg berperawakan pendek kekar, ia tak memakai ridaa’. Lalu ia bersaksi atas dirinya empat kali, bahwa ia telah berzina. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Barangkali (engkau gila)? Ia menjawab, Tidak, demi Allah. Memang benar-benar dia telah berzina. (Jabir berkata), Lalu dia dirajam. [HR. Muslim juz 3, hal. 1319].
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لِمَاعِزِ بْنِ مَالِكٍ اَحَقٌّ مَا بَلَغَنِى عَنْكَ؟ قَالَ: وَ مَا بَلَغَكَ عَنّى؟ قَالَ: بَلَغَنِى اَنَّكَ قَدْ وَقَعْتَ بِجَارِيَةِ آلِ فُلاَنٍ. قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَشَهِدَ اَرْبَعَ شَهَادَاتٍ. فَاَمِرَ بِهِ، فَرُجِمَ. مسلم 3: 1320
Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Nabi SAW bertanya kepada Ma’iz, Betulkah apa yg sampai kepadaku tentang masalahmu itu?. Ia membalas bertanya, Apa yg sampai kepadamu tentang aku?. Nabi SAW bersabda, Berita yg sampai kepadaku, bahwa engkau telah mengumpuli seorang perempuan keluarga si fulan. Ia menjawab, Betul. (Ibnu ‘Abbas berkata), Lalu iabersaksi atas dirinya empat kali. Kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya dirajam, lalu ia dirajam. [HR. Muslim juz 3, hal. 1320].
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جَاءَ مَاعِزُ بْنُ مَالِكٍ اِلَى النَّبِيّ ص فَاعْتَرَفَ بِالزّنَا مَرَّتَيْنِ، فَطَرَدَهُ، ثُمَّ جَاءَ فَاعْتَرَفَ بِالزّنَا مَرَّتَيْنِ، قَالَ: شَهِدْتَ عَلَى نَفْسِكَ اَرْبَعَ مَرَّاتٍ اِذْهَبُوْا بِهِ، فَارْجُمُوْهُ. ابو داود 4: 147، رقم: 4426
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Ma’iz bin Malik menghadap Nabi SAW mengaku telah berzina, dia mengulangi pengakuannya dua kali. Lalu Nabi SAW menyuruhnya keluar. Kemudian ia datang lagi, mengaku telah berzina, dia mengulangi pengakuannya dua kali lagi. Maka Rasulullah SAW bersabda, Karena engkau telah bersaksi atas dirimu empat kali, maka sekarang (hai para sahabat) bawalah dia lalu rajamlah !. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 147, no. 4426]
عَنْ اَبِى بَكْرٍ قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ ص جَالِسًا فَجَاءَ مَاعِزُ بْنُ مَالِكٍ فَاعْتَرَفَ عِنْدَهُ مَرَّةً فَرَدَّهُ، ثُمَّ جَاءَهُ فَاعْتَرَفَ عِنْدَهُ الثَّانِيَةَ، فَرَدَّهُ، ثُمَّ جَاءَهُ فَاعْتَرَفَ الثَّالِثَةَ، فَرَدَّهُ، فَقُلْتُ لَهُ: اِنَّكَ اِنِ اعْتَرَفْتَ الرَّابِعَةَ رَجَمَكَ. قَالَ: فَاعْتَرَفَ الرَّابِعَةَ، فَحَبَسَهُ، ثُمَّ سَأَلَ عَنْهُ، فَقَالُوْا: مَا نَعْلَمُ اِلاَّ خَيْرًا. قَالَ: فَاَمَرَ بِرَجْمِهِ. احمد 1: 28، رقم: 41
Dari Abu Bakar (Ash-Shiddiq), ia berkata, Dahulu ketika aku duduk di samping Nabi SAW lalu ada seorang laki-laki bernama Ma’iz bin Malik datang di hadapan Nabi SAW lalu mengaku bahwa ia telah berzina, sekali pengakuan, maka Nabi SAW menolaknya. Kemudian ia datang lagi dan mengaku di hadapan Nabi SAW untk kedua kalinya, lalu Nabi SAW menolaknya. Kemudian ia datang lagi dan mengaku di hadapan Nabi SAW untk ketiga kalinya, lalu Nabi SAW menolaknya lagi. Kemudian aku (Abu Bakar) berkata, kepada Ma’iz, Kalau engkau mengaku yg keempat kalinya, pasti akan dirajam. Lalu ia pun mengaku

other source : http://wiyonggoputih.blogspot.com, http://reddit.com, http://log.viva.co.id

0 Response to "Penjelasan Tentang Masalah Zina & Akibatnya"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *