baca96.blogspot.com - Belakangan ni kantor saya serasa menjadi arena perlombaan batuk. Hampir dari tiap penjuru ruangan dlm beberapa menit terdengar batuk keras yg menggema. Bisa dipastikan virus pun bergentayangan di dlm ruangan tertutup itu. Lucunya, penderita batuk di kantor jauh lebih banyak sehingga mereka yg sehat terpaksa harus mengenakan masker agar tak tertular. Kantor pun menjadi seperti antrian di puskesmas dimana aneka suara khas dari pengidap sakit flu terdengar, ditambah dgn pemandangan para karyawan yg mengenakan jaket tebal, syal hingga topi wol.
Saya termasuk salah satu yg menyumbangkan virus batuk ke udara, batuk kering yg terasa sakit di dada dan tenggorokan ni telah mengganggu sejak seminggu belakangan ini. Batuk plus radang di tenggorokan ni benar-benar membuat aktifitas kerja menjadi terhambat. Untuk menumpasnya maka aneka obat batuk sirup, multivitamin, dan minuman penyegar untk mengobati panas dlm pun saya tenggak tiap waktu. Tak peduli mungkin saat ni saya sudah overdosis. Tapi sebalnya, batuk tak kunjung reda, bahkan semakin terdengar seperti gonggongan anjing tiap kali saya menyalak keras. Lebih parahnya lagi, akibat banyak minum obat batuk maka kepala saya terasa seakan melayang, hidup seperti setengah mimpi dan setengah zombie. Bahkan untk mengetik postingan tentang sup buntut ni pun terasa berat. Jadi kalau anda sulit menemukan benang merah di artikel yg saya tulis, ni karena kepala saya sulit untk diajak bekerja sama akhir-akhir ini. ^_^
Setiap pulang kantor merupakan perjuangan berat bagi penderita batuk, apalagi jika anda harus duduk berjejalan di angkutan yg memiliki kapasitas kecil / angkutan yg super penuh seperti Trans Jakarta. Ketika batuk melanda, semua mata memandang dgn tatapan "Ah penyebar virus nih'! Membuat terkadang saya nekat menahan batuk yg hendak meledak. Akibatnya seperti lahar yg tertahan oleh batu yg besar di gunung berapi yg hendak menyemburkan isinya, ketika tak mampu lagi menahannya maka batuk pun akhirnya terlontar dgn kekuatan tiga kali lipat dari normal. Kali ni tentu saja tak ada penumpang yg menatap karena semua memalingkan muka untk mengindar virus yg bertebaran di udara. Bagian terberat adlh ketika hendak memberitahukan pak supir tempat tujuan dan meminta mobil berhenti. "Pak, saya.... uhuk, uhuk, uhuk! Saya... hendak ... uhuk, uhuk, uhuk"! Dengan muka merah padam biasanya akhirnya saya akan berteriak, "Sampoerna Strategic"! Tentu saja sambil diikuti dgn serentetan batuk menyebalkan yg berusaha mati-matian saya tutup dgn tisu di tangan.
Tapi untungnya akhir-akhir ni saya mendapatkan mobil tumpangan yg menyenangkan. Mba Fina, rekan kantor saya tiap hari ternyata selalu melewati rumah Pete dlm perjalanannya pulang ke rumah. Jadi kejadian memalukan di angkutan umum pun tak saya alami. Tentu saja dgn catatan Mba Fina tak menendang saya keluar dari mobilnya karena memiliki penumpang yg menganggu seperti saya. ^_^
Nah dlm kondisi batuk, tubuh kurang fit dan badan terasa meriang seperti ni maka normalnya nafsu makan pun akan menghilang. Sayangnya kondisi normal manusia umumnya ni tak berlaku bagi saya. Nafsu makan saya tetap segunung dan tiap pulang ke rumah selalu perut dlm kondisi keroncongan berat membuat makanan apapun sanggup saya gasak. Nah kemarin ketika hujan deras mengguyur Jakarta dgn suksesnya, membuat suhu udara menjadi dingin maka otak saya pun hanya berisi tentang aneka makanan yg bisa dibuat dari stock bahan makanan di freezer. Sup buntut yg panas dan segar pun nangkring di dlm benak saya. Daging iga dan buntut yg saya beli bulan lalu masih tersimpan dgn nyaman disana, dan walau batuk kumat menggila dan badan terasa capek, saya tetap nekat berkutat di dapur mempermak si buntut menjadi sup yg super nendang. ^_^
Nah untk membuat sup buntut / sup iga yg seenak restoran Betawi, maka rempah-rempah yg digunakan harus lengkap. Biasanya kayu manis, cengkeh, kapulaga, dan pala harus ada disana untk menemani si merica dan bawang putih yg ditumbuk halus. Kentang dan wortel dipotong dlm ukuran yg besar agar tak hancur kala harus di rebus dlm waktu yg lama bersama dgn buntut sapi. Satu tips agar kuah sup terlihat bening, bebas kotoran yg mengapung dan tentu saja membuat rasanya lebih segar adlh membuang air rebusan buntut yg kotor dan mencuci si buntut hingga bersih. Baru kemudian buntut direbus dgn air bersih yg baru hingga lunak. Cara ni membuat kuah sup buntut tak keruh dan rasanya tentu saja lebih sedap.
Sayuran di dlm sup buntut umumnya adlh wortel dan kentang, tapi kali ni saya menambahkan rajangan batang seledri besar yg terkadang di jual di supermarket. Batang seledri ni sedap dimakan segar begitu saja dlm cocolan saus yogurt / mayonaise, / sebagai campuran jus, / sebagai bahan tumisan dan sup seperti yg saat ni saya hadirkan. Teksturnya keras, berserat, tapi ketika dimasak dlm waktu yg lama maka si batang seledri ni akan menjadi empuk dan mantap bersanding dgn daging buntut dan sayuran lainnya. Sup buntut ni segar, dan membuat tubuh menjadi fit, dan jika anda enggan menggunakan buntut karena kadar lemaknya yg tinggi maka gantikan perannya dgn menggunakan daging sapi bebas lemak.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sup Buntut Super NendangResep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dgn resep sup lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sup Iga Sawi Asin dgn Slow Cooker
Sup Senerek : Sup Kacang Merah dgn Wortel dan Daging Sapi a la Magelang
Sup Ikan a la Singapore
Bahan: - 1 kg buntut sapi - 2 buah kentang besar, potong menjadi 4 bagian - 2 batang wortel, belah dua memanjang dan bagi menjadi 4 bagian - 4 batang besar seledri, potong sepanjang 1 cm (optional) - 1 liter air
Bumbu dihaluskan: - 8 siung bawang putih
- 1 sendok teh merica putih butiran
- 1/2 buah pala
Bumbu lainnya:
- margarine untk menumis - 1 butir bawang bombay, belah menjadi 8 bagian dan lepaskan antar lembaran bawang bombay
- 5 butir kapulaga Jawa/hitam - 10 butir cengkeh - 2 batang kayu manis, panjang masing-masing 5 cm
- 2 blok kaldu instan (optional)
- 1/2 sendok makan garam
Pelengkap: - daun seledri cincang
- daun bawang rajang halus
- bawang merah dan bawang putih goreng
- sambal rawit / irisan cabai rawit
- kecap manis
- emping goreng
Cara membuat:
Siapkan buntut sapi, anda jg bisa menggunakan iga sapi. Cuci hingga bersih. Masukkan ke dlm panci, tuangkan air bersih hingga buntut terendam air. Rebus hingga air mendidih saja. Angkat panci dari kompor, buang air rebusannya dan cuci bersih buntut sapi di air mengalir.
Cuci bersih panci bekas merebus buntut, masukkan buntut yg sudah dicuci kembali ke dlm panci. Masukkan air hingga buntut terendam, rebus hingga mendidih menggunakan api kecil sambil panci ditutup.
Sambil menunggu buntut direbus, siapkan wajan. Panaskan margarine hingga benar-benar panas, tumis bawang bombay hingga harum dan terbentuk karamel di permukaannya. Masukkan bumbu yg dihaluskan, aduk dan tumis hingga wangi. Tambahkan kapulaga, cengkeh, kayu manis, aduk dan tumis sebentar, jaga jangan sampai bawang menjadi gosong. Angkat.
Tuangkan bumbu tumisan ke dlm panci berisi rebusan buntut. Masak hingga buntut menjadi setengah empuk. Masukkan semua sayuran dan masak hingga semua bahan matang dan empuk, tambahkan garam, cicipi rasanya. Jika kuah berkurang tambahkan air panas mendidih sesuai selera.
Gunakan api yg kecil saja hingga buntut menjadi lunak, api kecil akan membuat tekstur daging menjadi lembut, rasa kuah dan daging jg menjadi lebih sedap.
Masukkan semua potongan sayuran dan kaldu instan, masak dgn api kecil sambil panci ditutup hingga semua sayur menjadi empuk teksturnya. Cek dgn menusukkan kentang / wortel menggunakan ujung pisau, jika pisau masuk dgn mudah maka sayur telah matang.
Cicipi rasanya, sesuaikan garamnya dan angkat. Sajikan panas-panas dgn taburan daun bawang, seledri, dan bawang merah goreng. Super yummy!
other source : http://flickr.com, http://justtryandtaste.com, http://cnn.com
0 Response to "[Intermezo] Sup Buntut Super Nendang"
Posting Komentar