This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Cerita Dewasa Terangsang Buah Dada - Cerita Sex

Cerita Dewasa Terangsang Buah Dada
baca96.blogspot.com - Lihat Juga Cerita Dewasa Crot Memek Tante
Teman saya, Bima, memang dari keluarga yg lebih dibanding teman-teman yg lain. Dia adlh anak bungsu dari 4 bersaudara (2 pria dan 2 wanita), dari ayah seorang pejabat Depkeu.(drs.E) dan Ibu dosen fakultas sastra di universitas negeri di kota B, yg biasa kami panggil Tante N. Otomatis kami selalu tidur, makan dan mandi di sana, malah kalau keluarga drs.E berpesiar, kami suka diajak.

Bila Bima sedang di bawah (karena kamarnya memang di lantai 2), kami selalu membicarakan sangkakak no.3 yg bernama E. Hal-hal yg dibicarakan tak lain adlh wajah yg good looking serta body yg aduhai disertai kulit putih mulus terawat.

Tapi anehnya, saya kok lebih suka memperhatikan Tante N, yg diusia 42 tahun lebih menimbulkan hasrat serta fantasi-fantasi seksual yg membuat perasaan risih. Karena walau bagaimanapun Tante N adlh ibu kandung dari teman baikku. Jadi, saya hanya bisa berkhayal dan tak berani cerita pd orang lain.

Karena keluarga drs.E adlh pencinta sport, maka tiap weekend selalu diisi dgn kegiatan berolahraga, terutama olah raga tennis. Karena saya cukup mahir bermain tennis, saya selalu diajak untk bermain tennis. Karena saya dianggap paling jago, maka saya sering berpasangan dgn Tante N apabila bermain double.

Selain badan Tante N yg proporsional dgn tinggi badan sekitar 165 cm, pakaian tennis Tante N memang sexy dgn rok pendek serta atasan model tank top, pelukan-pelukan serta sentuhan, apabila kami memenangkan game membuat hati saya berdebar-debar dan hasrat seksual terhadap Tante N semakin menjadi-jadi. Malah, tiap selesai bermain tennis saya bermasturbasi dgn membayangkan wajah Tante N serta bersetubuh seperti film BF yg biasa saya tonton.

Pada hari Sabtu di bulan Januari, karena saya tak memiliki pacar, saya sering berkeliling kota dgn mobil ayah untk menghabiskan malam panjang sendirian. Karena teman-teman belajar saya semua pd ngapel, termasuk Bima.

"Ah Sial.." ketika baru saja lewat rumah keluarga drs.E, mobil terbatuk-batuk seperti habis BBM. Padahal hujan begitu lebat di luar dan SPBU terdekat kira-kira 2 km dari lokasi tempat mobil saya tepikan di bahu jalan. Akhirnya, saya memutuskan untk meminjam telepon ke rumah Bima, untk menelepon ayah / siapa saja untk membantu kesulitan gara-gara lalai terhadap yg namanya BBM.

Ketika saya tiba di rumah Bima, sambil hujan-hujanan suasana rumah tampak sepi, tak ada mobil / pun suara televisi yg menandakan adanya kehidupan. Dengan hati lemas saya pijit bel rumah 2 kali, "Tingtong.. tingtong.." Tidak lama kemudian terdengar jawaban dari dlm rumah

"Siapa..?" Hati saya berdebar, karena saya sangat mengenal suara itu. Kemudian saya menjawab, "Yakub, Tante.. maaf malam-malam Tante. Saya mau pinjam telepon, mobil saya mogok, Tante." Terdengar gerendel pintu berbunyi, dan ketika pintu terbuka tampak sebuah sosok yg sangat saya kenal, sosok yg selalu hadir disetiap fantasi seksual saya.

"Aduh Yakub kenapa? kasian malam-malam gini hujan-hujanan, ayo cepat ke kamar Bima, kalo udah selesai ke ruang makan yach! Tante buatin minuman hangat." Sambil mengeringkan badan dan mengganti baju, masih terbayang siluet badan Tante N ketika tadi membuka pintu, yg membayang dari gaun tidur yg tipis.Dalam hati saya bertanya, "Kok sepi sekali, yg lain pd ke mana yach."

Sambil menghirup coklat panas yg dihidangkan Tante N, akhirnya saya beranikan untk bertanya.
"Tante, Oom, Bima dan yg lain pd ke mana? Keliatannya rumah kok sepi sekali."
"Ini lho, adiknya Oom yg di J, sedang sakit, karena si Mbok jg lagi pulang, terpaksadech Tante jadi hansip dulu. Eh.. kamu jadi telepon nggak."
"Eh iya Tante, kok jadi lupa nih."
"Makanya, jangan suka ngelamun, dari tadi Tante perhatiin kamu kok bengong terus, ada apa sih?"
"Nggak ada apa-apa kok Tante!"

Saya langsung bergegas ke ruang keluarga, dan segera telepon ke rumah. Saya coba berulangkali tetap telepon tak bisa aktif. Tiba-tiba terdengar suara Tante N, "Bisa nggak Dek? Kalo hujan begini biasanya jaringan telepon di sini memang suka ngadat."
"Udah deh, kamu tidur sini aja, Tante jg jadi ada yg nemenin."
"Iya Tante."
Setelah itu, saya dan Tante N segera beranjak untk meneruskan obrolan di ruang keluarga. Sebelum saya sempat duduk di sofa, Tante N berkata, "Dek, tolong dong Tante ajarin lagu Turkish March-nya Bethoven, Tante masih kagok tuh perpindahan jari-jarinya."
"Kapan Tante?"
"Ya sekarang dong! Kapan lagi coba kamu punya waktu untk ngajarin Tante."

Kemudian kami menuju piano dan duduk sama-sama di kursi piano yg tak terlalu lebar. Karenasaya mengajari perpindahan jari-jari tangan, otomatis saya selalu memegang jari tangan Tante N yg halus dgn kuku-kuku yg terawat dgn baik. Jantung saya terasa makin lama makin berdebar, apalagi tiap menarik nafas harum tubuh Tante N, sepertinya memenuhi rongga dada dan membuat adik kecilku mengeras secara perlahan.

"Kamu kok suaranya bergetar Dek, lagi nggak enak badan yah?"
"Nggak kok Tante, saya hanya.."
"Hanya apa hayo! nggak mau ya lama-lama temenin Tante, / kamu udah ada janji malem mingguan."
"Saya nggak punya pacar kok Tante, nggak kayak Bima ama yg lainnya."
Sambil terus duduk berdekatan, tiba-tiba kepala Tante N bersandar pd bahuku dan bertanya, "Dek, Tante mau tanya apa Bima pernah cerita nggak kalo ayahnya punya istri lagi yg jauh lebih muda dari Tante, usianya sekitar 25 tahunan lah."
"Masa sih Tante, keliatannya Tante sama Om mesra-mesra aja!"

Ketika tangan Tante N bergeser untk bertumpu pd pahaku, secara tak sengaja menyentuh adikku yg sejak tadi makin mengeras saja dan membuatku berteriak kecil, "Ah.." Sambil Tante N memandangku yg tertunduk malu dgn wajah sendu dan sensual, Tante N kembali bertanya, "Dek, kamu udah pernah berhubungan seksual belum?"

"Be..be..be..lum pernah Tante!"
"Mau nggak Tante ajarin? sebagai ganti kamu ngajarin piano sama Tante."
Saya diam seribu bahasa, dan tiba-tiba bibir Tante N telah menyerbu bibirku secara bertubi-tubi sambil lidahnya terus berusaha menjilat dan meracau, "Ah..ah..ah.." Sambil terus mencium bibirku, tangan Tante N terus meremas telinga dan rambutku.

Tiba-tiba Tante N berkata, "Dek! kita pindah ke kamar yuk.."
Sambil bibir kami terus berpagutan, kami pindah ke kamar tidur dan langsung merebahkan badan dgn badanku ditindih Tante N.

Selanjutnya Tante N segera melucuti baju tidurnya dan membentanglah suatu pemandangan indah, payudara yg proporsional (kira-kira 36B) denganputing warna merah maron dgn dibungkus kulit putih yg mulus tanpa cacat, dan yg lebih lagi adlh selangkangan dgn bulu-bulu hitam yg tak begitu lebat dgn belahan merah muda yg mempesona.

Dalam keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan Tante N menarik tanganku danlangsung dibimbingnya ke arah payudaranya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya langsung meremas dgn halus sambil memilin puting susunya yg makin tegak dan mengeras.

"Ah.. ah.. ah.. terus Dek, buat Tante puas Dek.." Sambil terus meracau Tante N segera melucuti seluruh bajuku, dan mulai meraba-raba daerah selangkanganku serta mulai meremas adikku yg terasa nikmat sekali.
"Punya kamu besar jg ya Dek"
"Boleh nggak Tante jilatin biar makin besar?"
"Emangnya Tante mau gitu..?"

Lansung posisi Tante N berubah dan mulai turun perlahan dgn terus menjilati tubuhku, dari leher, dada, perut, dan tiba-tiba kurasakan cairan hangat mulai membasahi batang dan kepala adikku. Dan ketika saya memberanikan diri untk melihat, rupanya kemaluanku sedang dijilati Tante N, kadang-kadang dikulumnya sambil kurasakan kepala kemaluanku menyentuh ujung kerongkongan Tante N.

Tiba-tiba Tante N merubah posisinya, sambil terus mengulum dan menjilat kemaluanku, Tante N memutar badan dgn selangkangannya menghadap wajahku. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dgn belahan merah dan segumpal daging merah kecil yg berkilau. "Jilat Dek, jilat Dek, " pinta Tante N. Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan Tante N yg bagaikan candu itu.

Usai kegiatan saling menjilat, Tante N segera berbaring dan memintaku untk bangkit sambil tangannya terus menggenggam adikku dan dituntunnya ke arah kemaluannya. "Masukkan Dek, masukkan Dek!" pinta Tante N, seperti anak kecil yg sedang merengek-rengek.

Sesuai permintaanku, segera Tante N menekan tubuhku hingga adikku terarah dgn sempurna, dan terasalah suatu rasa yg sensasional ketika kulit kemaluanku bersentuhan dgn dinding kemaluan Tante N yg sudah basah dgn cairan hangatnya. "Ah.. ah.. ah.." suaraku dan suara Tante N memecah kesunyian dandinginnya malam. Sambil saya terus memompa Tante N tak lupa saya meremas-remas seluruh tubuh Tante N yg memelukku dgn goyang pinggul yg seirama.

Tanpa berkata apa-apa, Tante N membantingku dan tiba-tiba Tante N telah menduduki tubuhku dan mulai bergerak turun naik memutar. Saya semakin takjub saja melihat kedua payudara Tante N seperti bergejolak untk memuntahkan isinya.

Sambil kami terus meracau dgn kata-kata yg menunjukkan kepuasan, Tante N memintaku untk membalikkan badannya ke posisi semula sambil memintaku untk memompa lebih cepat. Lalu kurasakan kemaluanku semakin berdenyut dan kemaluan Tante N jg kurasakan hal yg sama.

Tidak lama kemudian tubuh kami mengejang, dan seperti di komando kami berteriak, "Ah.. ah.. ah.." sambil dari kemaluanku kurasakan keluar cairan nikmat dgn denyut kenikmatan dari dlm kemaluan Tante N dan kami saling berpelukan dgn erat sambil terus menikmati kenikmatan yg tak dpt dilukiskan dgn kata-kata.

Usai adegan yg tak mungkin kuhapuskan dari ingatanku, Tante N bertanya, "Kamu suka Dek? Mau kan lain kali kita ulangi lagi."
"Mau Tante.. kapan pun Tante mau, saya akan meluangkan waktu untk Tante."
Tidak lama kemudian kami tertidur sambil terus berpelukan hingga keesokan harinya.

Rekan-rekan pembaca, usai kejadian itu kami masih terus melakukan affair. Hal ni berakhir ketika saya menikah 4 tahun yg lalu. Beliau berkata, "Jangan hianati istrimu, karena Tante sudah merasakan bagaimana dihianati suami."

Sampai sekarang kami masih berhubungan baik, bersilaturrahmi dan saling memberi spirit di saat kami merasa jatuh. Saya sangat menghormati hubungan ini, karena pd dasarnya saya sangat menghargai Tante N sebagai istri dan ibu yg baik.

0 Response to "Cerita Dewasa Terangsang Buah Dada - Cerita Sex"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *