baca96.blogspot.com - Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ni dpt kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Bali Lengkap, meliputi pemerintahan kerajaan bali, raja-raja dinasti Warmadewa dan setelahnya, kehidupan ekonomi, sosial budaya dan peninggalan sejarah kerajaan Bali.
Sejarah kerajaan Bali merupakan salah satu bagian dari sejarah kehidupan masyarakat bali secara keseluruhan. Bagian pemerintahan kerajaan di Bali jg beberapa kali berganti mengingat pd masa itu, terjadi banyak pertikaian antara kerajaan yg memperebutkan daerah kekuasaan mereka. Kerajaan Bali pertama pd saat itu kemungkinan bernama Kerajaan Bedahulu dan dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, kerajaan Gelgel mengambil alih, dan dilanjutkan oleh kerajaan Klungkung setelahnya. Pada masa Klungkung, terjadi perpecahan yg menyebabkan kerajaan Klungkung terbagi menjadi delapan buah kerajaan kecil yg jg dikenal di Bali sebagai swapraja.
Sejarah Kerajaan Bali Lengkap
Meskipun tak banyak yg tahu tentang sejarah kerajaan Bali, yg pasti adlh kerajaan Bedahulu / yg biasa jg disebut Bedulu merupakan kerajaan awal yg muncul di Bali. Kerajaan yg terpusat di Pejeng / Bedulu, Gianyar, Kerajaan Bali ni berdiri pd sekitar abad ke-8 hingga abad ke-14. Konon katanya, kerajaan ni diperintah oleh salah satu kelompok bangsawan yg bernama dinasti Warmadewa dgn Sri Kesari Warmadewa sebagai raja pertamanya.
A. RAJA-RAJA KERAJAAN BALI
Raja-raja Dinasri Warmadewa
1. Sri Kesari Warmadewa Sri Kesari Warmadewa adlh salah satu dari Wangsa Warmadewa, dimana mereka merupakan salah satu keluarga bangsawan yg memiliki kuasa besar akan pulau Bali di masa lalu. Sri Kesari sendiri, menurut riwayat lisan yg beredar telah berkuasa sejak abad ke-10, dan namanya bisa ditemukan dlm sebuah prasasti di Sanur, bernama prasasti Blanjong. Tertulisnya nama Sri Kesari di dlm prasasti tadi membuatnya menjadi raja pertama di Bali yg namanya ada dlm catatan tertulis. Dari prasati tadi juga, diketahui bahwa Sri Kesari ternyata merupakan seorang penganut Buddha Mahayana dan bahwa dinasti ni memiliki sebuah hubungan yg amat dekat dgn penguasa kerajaan Medang di Jawa Timur sekitar abad 10 hingga 11.
2. Ugrasena
Setelah Sri Kesari turun jabatan, kerajaan Bali yg saat itu dikenal dgn kerajaan Bedahulu, dilanjutkan oleh Sang Ratu Ugrasena. Ugrasena diperkirakan memerintah pd jaman yg sama dgn Mpu Sendok di Jawa Timur, yaitu sekitar 915 hingga 942. Pada masa pemerintahan Ugrasena, ia terkenal sering merilis prasasti yg memiliki hubungan dgn kegiatan-kegiatan yg sering diadakan oleh masyarakat kerajaannya seperti perpajakan, penganugerahan, upacara agama, pembangunan penginapan, hingga pendirian tempat sembahyang bagi mereka yg ingin berziarah. Bukti fisik tentang kepemimpinan Ugrasena tercatat dlm beberapa prasasti, antara lain Prasasti Srokada A dan Goblek Pura Batur A. Seluruh prasasti yg memuat namanya selalu tertulis dlm bahasa Bali kuno, dan dimulai dgn sebuah perkataan yg berbunyi yumu pakatahu, berarti ketahuilah oleh kalian semua.
3. Aji Tabanendra Warmadewa
Pengganti Raja Ugrasena adlh anaknya yaitu Aji Tabanendra Warmadewa. M bersama istrinya, Sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharmadewi. Beliau memerintah dari tahun 943 hingga 961
4. Sri Candrabaya Singa Warmadewa / Jayasingha Warmadewa
Raja inilah yg membuat telaga (pemandian) dari sumber suci di desa Manukraya. Pemandian itu disebut Tirta Empul, terletak di dekat Tampaksiring. Raja Jayasingha Warmadewa memerintah sampai tahun 961- 975 M.
5. Sri Janasadu Warmadewa
Raja Jayasingha digantikan oleh Janasadhu Warmadewa. Ia memerintah tahun 975 - 983 M. Tidak ada keterangan lain yg dpt diperoleh dari raja ini, kecuali tentang anugerah raja kepada desa Jalah.
6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi
Pada tahun 983 M, muncul seorang raja wanita, yaitu Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi (983 - 989 M).
7. Sri Udayana Warmadewa
Pengganti Sri Wijaya Mahadewi bernama Dharma Udayana Warmadewa. Ia memerintah bersama permaisurinya, Gunapriya Dharmapatni / lebih dikenal dgn nama Mahendradatta, putri dari Raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Sebelum naik takhta, diperkirakan Udayana berada di Jawa Timur sebab namanya tergores dlm prasasti Jalatunda.
Pada tahun 1001 M, Gunapriya meninggal dan dicandikan di Burwan. Udayana meneruskan pemerintahannya sendirian hingga wafat pd tahun 1011 M. Ia dicandikan di Banuwka. Hal ni disimpulkan dari prasasti Air Hwang (1011) yg hanya menyebutkan nama Udayana sendiri. Adapun dlm prasasti Ujung (Hyang) disebutkan bahwa setelah wafat, Udayana dikenal sebagai Batara Lumah di Banuwka. Raja Udayana mempunyai tiga orang putra, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu.
Airlangga tak pernah memerintah di Bali karena menjadi menantu Dharmawangsa di Jawa Timur. Oleh karena itu, yg menggantikan Raja Udayana dan Gunapriya adlh Marakata.
8. Sri Dharmawangsawardhana Marakata
Setelah naik takhta, Marakata bergelar Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Uttunggadewa. Marakata memerintah dari tahun 1011 hingga 1022. Masa pemerintahan Marakata sezaman dgn Airlangga. Oleh karena adanya persamaan unsur nama dan masa pemerintahannya, seorang ahli sejarah, Stuterheim, berpendapat bahwa Marakata sebenarnya adlh Airlangga.
Apalagi jika dilihat dari kepribadian dan cara memimpin yg memiliki kesamaan. Oleh rakyatnya, Marakata dipandang sebagai sumber kebenaran hukum yg selalu dilindungi dan memerhatikan rakyat. Ia sangat disegani dan ditaati oleh rakyatnya. Persamaan lain Marakata dgn Airlangga adlh Marakata jg membangun sebuah presada / candi di Gunung Kawi di daerah Tampaksiring, Bali. Setelah pemerintahannya berakhir, Marakata digantikan adiknya, Anak Wungsu.
9. Anak Wungsu
Ia bergelar Paduka Haji Anak Wungsu Nira Kalih Bhatari Lumah i Burwan Bhatara Lumah i Banu Wka. Anak Wungsu adlh Raja Bali Kuno yg paling banyak meninggalkan prasasti (lebih dari 28 prasasti) yg tersebar di Bali Utara, Bali Tengah, dan Bali Selatan. Anak Wungsu memerintah selama 28 tahun, yaitu dari tahun 1049 sampai 1077. Ia dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Anak Wungsu tak memiliki keturunan. Ia wafat pd tahun 1077 dan dimakamkan di Gunung Kawi, Tampaksiring. Berakhirlah dinasti Warmadewa. Pemerintahan setelah dinasti Warmadewa Setelah berakhirnya pemerintahan dinasti Warmadewa, Bali diperintah oleh beberapa orang raja silih berganti. Raja-raja yg perlu diketahui sebagai berikut.
1. Jayasakti
Jayasakti memerintah dari tahun 1133 sampai tahun 1150 M, sezaman dgn pemerintahan Jayabaya di Kediri. Dalam menjalankan pemerintahannya, Jayasakti dibantu oleh penasihat pusat yg terdiri atas para senopati dan pendeta, baik dari agama Hindu maupun dari agama Buddha. Kitab undang-undang yg digunakan adlh kitab Utara Widhi Balawandan kitab Rajawacana. Kitab undang-undang ni merupakan peninggalan kebudayaan dari masa pemerintahan Jayasakti yg cukup tinggi. Kitab ni jg dipakai pd masa pemerintahan Ratu Sakalendukirana dan penerusnya. Dari prasasti-prasasti yg ditemukan, diketahui bahwa pd masa pemerintahan Jayasakti, agama Buddha dan Syiwa berkembang dgn baik. Aliran Waisnawa jg berkembang pd waktu itu. Raja Jayasakti sendiri disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
2. Ragajaya
Ragajaya mulai memerintah pd tahun 1155 M, tapi kapan berakhirnya tak diketahui sebab tak ada sumber tertulis yg menjelaskan hal tersebut.
3. Jayapangus (1177 - 1181)
Raja Jayapangus dianggap sebagai penyelamat rakyat yg terkena malapetaka akibat lalai menjalankan ibadah. Raja ni menerima wahyu dari dewa untk mengajak rakyat kembali melakukan upacara keagamaan yg sampai sekarang dikenal dan diperingati sebagai upacara Galungan. Kitab undang-undang yg digunakannya adlh kitab Mana Wakamandaka.
4. Ekajalancana
Ekajalancana memerintah pd sekitar tahun 1200 - 1204 M. Dalam memerintah, Ekajalancana dibantu oleh ibunya yg bernama Sri Maharaja Aryadegjaya.
5. Sri Asta Asuratna
Sejarah kerajaan Bali mencapai babak baru ketika pd masa pemerintahan Sri Astatura Ratna Bumi Banten pd tahun 1332 hingga 1343, terjadi ekspedisi Gajah Mada ke Bali. Ekspedisi Gajah Mada dimulai dgn membunuh Kebo Iwa yg ia anggap sebagai sebuah penghalang misi ini. Cara pembunuhannya adlh dgn menawarkan perdamaian pd raja Bali sehingga Kebo Iwa dpt dikirim untk datang ke Majapahit dan kemudian dinikahkan. Alih-alih dijemput oleh pengantin, yg menjemput Kebo Iwa begitu ia tiba di Majapahit adlh kematian. Tewasnya Kebo Iwa ni mempermudah Adityawarman menaklukkan Bali di tahun 1343.
Penundukkan Bali ni kemudian mendorong didirikannya sebuah dinasti boneka di Samprangan yg kini bernama Gianyar, dekat dgn Bedulu. Pendirian dinasti ni mengambil waktu saat Gajah Mada masih memimpin, dan dinasti yg bernama Samprangan ni memiliki raja pertama bernama Sri Aji Kresna Kepakisan. Sri Aji memiliki tiga orang anak, dan satu di antaranya adlh Dalem Samprangan yg setelah menjabat dinilai tak pantas menjadi raja dan digantikan oleh adiknya yg paling muda, Dalem Ketut. Raja terakhir dlm periode yg disebut dgn nama periode Gelgel adlh Dalem Di Made pd tahun 1605 hingga 1686.
Sejarah kerajaan Bali berakhir dgn periode kerajaan Klungkung yg sebenarnya masih tetap bagian dari dinasti Gelgel. Diketahui pd akhirnya bahwa yg mengakhiri masa pemerintahan dinasti Gelgel adlh pemberontakan oleh I Gusti Agung Maruti karena kesal kekalahannya tak berarti pemulihan kembali oleh Dalem Di Made. Pemimpin pertama dari era Klungkung ni bernama Dewa Agung Jambe yg memerintah pd tahun 1710 hingga tahun 1775. Di masa ini, kerajaan bali terpecah menjadi delapan buah kerajaan kecil (sembilan jika menghitung Klungkung sendiri), yaitu: Badung, Mengwi, Bangli, Buleleng, Gianyar, Karangasem, Tabanan, dan Denpasar.
B. KEHIDUPAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi masyarakat Bali dititikberatkan pd sektor pertanian. Hal itu didasarkan pd beberapa prasasti Bali yg memuat hal-hal yg berkaitan dgn kehidupan bercocok tanam. Beberapa istilah itu, antara lain sawah, parlak (sawah kering), kebwan (kebun), gaga (ladang), dan kasuwakan (irigasi).
Di luar kegiatan pertanian pd masyarakat Bali jg ditemukan kehidupan sebagai berikut.
C. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Struktur masyarakat yg berkembang pd masa Kerajaan Bali Kuno didasarkan pd hal sebagai berikut.
- Prasasti Blanjong - Prasasti Panglapuan - Prasasti Gunung Panulisan - Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu - Candi Padas di Gunung Kawi - Pura Agung Besakih - Candi Mengening - Candi Wasan.
Referensi : http://pengertiansejarah.com/sejarah-kerajaan-bali.html http://portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-bali-lengkap.html http://zonasiswa.com/2015/05/sejarah-kerajaan-bali-kehidupan-politik.html
Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Bali Lengkap, meliputi pemerintahan kerajaan bali, raja-raja dinasti Warmadewa dan setelahnya, kehidupan ekonomi, sosial budaya dan peninggalan sejarah kerajaan Bali. Semoga bermanfaat, ,
|
Sejarah kerajaan Bali merupakan salah satu bagian dari sejarah kehidupan masyarakat bali secara keseluruhan. Bagian pemerintahan kerajaan di Bali jg beberapa kali berganti mengingat pd masa itu, terjadi banyak pertikaian antara kerajaan yg memperebutkan daerah kekuasaan mereka. Kerajaan Bali pertama pd saat itu kemungkinan bernama Kerajaan Bedahulu dan dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, kerajaan Gelgel mengambil alih, dan dilanjutkan oleh kerajaan Klungkung setelahnya. Pada masa Klungkung, terjadi perpecahan yg menyebabkan kerajaan Klungkung terbagi menjadi delapan buah kerajaan kecil yg jg dikenal di Bali sebagai swapraja.
Sejarah Kerajaan Bali Lengkap
Meskipun tak banyak yg tahu tentang sejarah kerajaan Bali, yg pasti adlh kerajaan Bedahulu / yg biasa jg disebut Bedulu merupakan kerajaan awal yg muncul di Bali. Kerajaan yg terpusat di Pejeng / Bedulu, Gianyar, Kerajaan Bali ni berdiri pd sekitar abad ke-8 hingga abad ke-14. Konon katanya, kerajaan ni diperintah oleh salah satu kelompok bangsawan yg bernama dinasti Warmadewa dgn Sri Kesari Warmadewa sebagai raja pertamanya.
A. RAJA-RAJA KERAJAAN BALI
Raja-raja Dinasri Warmadewa
1. Sri Kesari Warmadewa Sri Kesari Warmadewa adlh salah satu dari Wangsa Warmadewa, dimana mereka merupakan salah satu keluarga bangsawan yg memiliki kuasa besar akan pulau Bali di masa lalu. Sri Kesari sendiri, menurut riwayat lisan yg beredar telah berkuasa sejak abad ke-10, dan namanya bisa ditemukan dlm sebuah prasasti di Sanur, bernama prasasti Blanjong. Tertulisnya nama Sri Kesari di dlm prasasti tadi membuatnya menjadi raja pertama di Bali yg namanya ada dlm catatan tertulis. Dari prasati tadi juga, diketahui bahwa Sri Kesari ternyata merupakan seorang penganut Buddha Mahayana dan bahwa dinasti ni memiliki sebuah hubungan yg amat dekat dgn penguasa kerajaan Medang di Jawa Timur sekitar abad 10 hingga 11.
2. Ugrasena
Setelah Sri Kesari turun jabatan, kerajaan Bali yg saat itu dikenal dgn kerajaan Bedahulu, dilanjutkan oleh Sang Ratu Ugrasena. Ugrasena diperkirakan memerintah pd jaman yg sama dgn Mpu Sendok di Jawa Timur, yaitu sekitar 915 hingga 942. Pada masa pemerintahan Ugrasena, ia terkenal sering merilis prasasti yg memiliki hubungan dgn kegiatan-kegiatan yg sering diadakan oleh masyarakat kerajaannya seperti perpajakan, penganugerahan, upacara agama, pembangunan penginapan, hingga pendirian tempat sembahyang bagi mereka yg ingin berziarah. Bukti fisik tentang kepemimpinan Ugrasena tercatat dlm beberapa prasasti, antara lain Prasasti Srokada A dan Goblek Pura Batur A. Seluruh prasasti yg memuat namanya selalu tertulis dlm bahasa Bali kuno, dan dimulai dgn sebuah perkataan yg berbunyi yumu pakatahu, berarti ketahuilah oleh kalian semua.
3. Aji Tabanendra Warmadewa
Pengganti Raja Ugrasena adlh anaknya yaitu Aji Tabanendra Warmadewa. M bersama istrinya, Sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharmadewi. Beliau memerintah dari tahun 943 hingga 961
4. Sri Candrabaya Singa Warmadewa / Jayasingha Warmadewa
Raja inilah yg membuat telaga (pemandian) dari sumber suci di desa Manukraya. Pemandian itu disebut Tirta Empul, terletak di dekat Tampaksiring. Raja Jayasingha Warmadewa memerintah sampai tahun 961- 975 M.
5. Sri Janasadu Warmadewa
Raja Jayasingha digantikan oleh Janasadhu Warmadewa. Ia memerintah tahun 975 - 983 M. Tidak ada keterangan lain yg dpt diperoleh dari raja ini, kecuali tentang anugerah raja kepada desa Jalah.
6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi
Pada tahun 983 M, muncul seorang raja wanita, yaitu Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi (983 - 989 M).
7. Sri Udayana Warmadewa
Pengganti Sri Wijaya Mahadewi bernama Dharma Udayana Warmadewa. Ia memerintah bersama permaisurinya, Gunapriya Dharmapatni / lebih dikenal dgn nama Mahendradatta, putri dari Raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Sebelum naik takhta, diperkirakan Udayana berada di Jawa Timur sebab namanya tergores dlm prasasti Jalatunda.
Pada tahun 1001 M, Gunapriya meninggal dan dicandikan di Burwan. Udayana meneruskan pemerintahannya sendirian hingga wafat pd tahun 1011 M. Ia dicandikan di Banuwka. Hal ni disimpulkan dari prasasti Air Hwang (1011) yg hanya menyebutkan nama Udayana sendiri. Adapun dlm prasasti Ujung (Hyang) disebutkan bahwa setelah wafat, Udayana dikenal sebagai Batara Lumah di Banuwka. Raja Udayana mempunyai tiga orang putra, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu.
Airlangga tak pernah memerintah di Bali karena menjadi menantu Dharmawangsa di Jawa Timur. Oleh karena itu, yg menggantikan Raja Udayana dan Gunapriya adlh Marakata.
8. Sri Dharmawangsawardhana Marakata
Setelah naik takhta, Marakata bergelar Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Uttunggadewa. Marakata memerintah dari tahun 1011 hingga 1022. Masa pemerintahan Marakata sezaman dgn Airlangga. Oleh karena adanya persamaan unsur nama dan masa pemerintahannya, seorang ahli sejarah, Stuterheim, berpendapat bahwa Marakata sebenarnya adlh Airlangga.
Apalagi jika dilihat dari kepribadian dan cara memimpin yg memiliki kesamaan. Oleh rakyatnya, Marakata dipandang sebagai sumber kebenaran hukum yg selalu dilindungi dan memerhatikan rakyat. Ia sangat disegani dan ditaati oleh rakyatnya. Persamaan lain Marakata dgn Airlangga adlh Marakata jg membangun sebuah presada / candi di Gunung Kawi di daerah Tampaksiring, Bali. Setelah pemerintahannya berakhir, Marakata digantikan adiknya, Anak Wungsu.
9. Anak Wungsu
Ia bergelar Paduka Haji Anak Wungsu Nira Kalih Bhatari Lumah i Burwan Bhatara Lumah i Banu Wka. Anak Wungsu adlh Raja Bali Kuno yg paling banyak meninggalkan prasasti (lebih dari 28 prasasti) yg tersebar di Bali Utara, Bali Tengah, dan Bali Selatan. Anak Wungsu memerintah selama 28 tahun, yaitu dari tahun 1049 sampai 1077. Ia dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Anak Wungsu tak memiliki keturunan. Ia wafat pd tahun 1077 dan dimakamkan di Gunung Kawi, Tampaksiring. Berakhirlah dinasti Warmadewa. Pemerintahan setelah dinasti Warmadewa Setelah berakhirnya pemerintahan dinasti Warmadewa, Bali diperintah oleh beberapa orang raja silih berganti. Raja-raja yg perlu diketahui sebagai berikut.
1. Jayasakti
Jayasakti memerintah dari tahun 1133 sampai tahun 1150 M, sezaman dgn pemerintahan Jayabaya di Kediri. Dalam menjalankan pemerintahannya, Jayasakti dibantu oleh penasihat pusat yg terdiri atas para senopati dan pendeta, baik dari agama Hindu maupun dari agama Buddha. Kitab undang-undang yg digunakan adlh kitab Utara Widhi Balawandan kitab Rajawacana. Kitab undang-undang ni merupakan peninggalan kebudayaan dari masa pemerintahan Jayasakti yg cukup tinggi. Kitab ni jg dipakai pd masa pemerintahan Ratu Sakalendukirana dan penerusnya. Dari prasasti-prasasti yg ditemukan, diketahui bahwa pd masa pemerintahan Jayasakti, agama Buddha dan Syiwa berkembang dgn baik. Aliran Waisnawa jg berkembang pd waktu itu. Raja Jayasakti sendiri disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
2. Ragajaya
Ragajaya mulai memerintah pd tahun 1155 M, tapi kapan berakhirnya tak diketahui sebab tak ada sumber tertulis yg menjelaskan hal tersebut.
3. Jayapangus (1177 - 1181)
Raja Jayapangus dianggap sebagai penyelamat rakyat yg terkena malapetaka akibat lalai menjalankan ibadah. Raja ni menerima wahyu dari dewa untk mengajak rakyat kembali melakukan upacara keagamaan yg sampai sekarang dikenal dan diperingati sebagai upacara Galungan. Kitab undang-undang yg digunakannya adlh kitab Mana Wakamandaka.
4. Ekajalancana
Ekajalancana memerintah pd sekitar tahun 1200 - 1204 M. Dalam memerintah, Ekajalancana dibantu oleh ibunya yg bernama Sri Maharaja Aryadegjaya.
5. Sri Asta Asuratna
Sejarah kerajaan Bali mencapai babak baru ketika pd masa pemerintahan Sri Astatura Ratna Bumi Banten pd tahun 1332 hingga 1343, terjadi ekspedisi Gajah Mada ke Bali. Ekspedisi Gajah Mada dimulai dgn membunuh Kebo Iwa yg ia anggap sebagai sebuah penghalang misi ini. Cara pembunuhannya adlh dgn menawarkan perdamaian pd raja Bali sehingga Kebo Iwa dpt dikirim untk datang ke Majapahit dan kemudian dinikahkan. Alih-alih dijemput oleh pengantin, yg menjemput Kebo Iwa begitu ia tiba di Majapahit adlh kematian. Tewasnya Kebo Iwa ni mempermudah Adityawarman menaklukkan Bali di tahun 1343.
Penundukkan Bali ni kemudian mendorong didirikannya sebuah dinasti boneka di Samprangan yg kini bernama Gianyar, dekat dgn Bedulu. Pendirian dinasti ni mengambil waktu saat Gajah Mada masih memimpin, dan dinasti yg bernama Samprangan ni memiliki raja pertama bernama Sri Aji Kresna Kepakisan. Sri Aji memiliki tiga orang anak, dan satu di antaranya adlh Dalem Samprangan yg setelah menjabat dinilai tak pantas menjadi raja dan digantikan oleh adiknya yg paling muda, Dalem Ketut. Raja terakhir dlm periode yg disebut dgn nama periode Gelgel adlh Dalem Di Made pd tahun 1605 hingga 1686.
Sejarah kerajaan Bali berakhir dgn periode kerajaan Klungkung yg sebenarnya masih tetap bagian dari dinasti Gelgel. Diketahui pd akhirnya bahwa yg mengakhiri masa pemerintahan dinasti Gelgel adlh pemberontakan oleh I Gusti Agung Maruti karena kesal kekalahannya tak berarti pemulihan kembali oleh Dalem Di Made. Pemimpin pertama dari era Klungkung ni bernama Dewa Agung Jambe yg memerintah pd tahun 1710 hingga tahun 1775. Di masa ini, kerajaan bali terpecah menjadi delapan buah kerajaan kecil (sembilan jika menghitung Klungkung sendiri), yaitu: Badung, Mengwi, Bangli, Buleleng, Gianyar, Karangasem, Tabanan, dan Denpasar.
B. KEHIDUPAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi masyarakat Bali dititikberatkan pd sektor pertanian. Hal itu didasarkan pd beberapa prasasti Bali yg memuat hal-hal yg berkaitan dgn kehidupan bercocok tanam. Beberapa istilah itu, antara lain sawah, parlak (sawah kering), kebwan (kebun), gaga (ladang), dan kasuwakan (irigasi).
Di luar kegiatan pertanian pd masyarakat Bali jg ditemukan kehidupan sebagai berikut.
- Pande (Pandai = Perajin) Mereka mempunyai kepandaian membuat kerajaan perhiasan dari bahan emas dan perak, membuat peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian, dan senjata.
- Undagi Mereka mempunyai kepandaian memahat, melukis, dan membuat bangunan.
- Pedagang Pedagang pd masa Bali Kuno dibedakan atas pedagang laki-laki (wanigrama) dan pedagang perempuan (wanigrami). Mereka sudah melakukan perdagangan antarpulau (Prasasti Banwa Bharu).
C. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Struktur masyarakat yg berkembang pd masa Kerajaan Bali Kuno didasarkan pd hal sebagai berikut.
- Sistem Kasta (Caturwarna) Sesuai dgn kebudayaan Hindu di India, pd awal perkembangan Hindu di Bali sistem kemasyarakatannya jg dibedakan dlm beberapa kasta. Namun, untk masyarakat yg berada di luar kasta disebut budak / njaba.
- Sistem Hak Waris Pewarisan harta benda dlm suatu keluarga dibedakan atas anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki memiliki hak waris lebih besar dibandingkan anak perempuan.
- Sistem Kesenian Kesenian yg berkembang pd masyarakat Bali Kuno dibedakan atas sistem kesenian keraton dan sistem kesenian rakyat.
- Agama dan Kepercayaan Masyarakat Bali Kuno meskipun sangat terbuka dlm menerima pengaruh dari luar, mereka tetap mempertahankan tradisi kepercayaan nenek moyangnya. Dengan demikian, di Bali dikenal ada penganut agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan animisme.
- Prasasti Blanjong - Prasasti Panglapuan - Prasasti Gunung Panulisan - Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu - Candi Padas di Gunung Kawi - Pura Agung Besakih - Candi Mengening - Candi Wasan.
Referensi : http://pengertiansejarah.com/sejarah-kerajaan-bali.html http://portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-bali-lengkap.html http://zonasiswa.com/2015/05/sejarah-kerajaan-bali-kehidupan-politik.html
Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Bali Lengkap, meliputi pemerintahan kerajaan bali, raja-raja dinasti Warmadewa dan setelahnya, kehidupan ekonomi, sosial budaya dan peninggalan sejarah kerajaan Bali. Semoga bermanfaat, ,
|
0 Response to "Sejarah Kerajaan Bali Lengkap - PKN"
Posting Komentar