baca96.blogspot.com - Ada sebuah kisah yg diceritakan kepada penulis melalui sebuah pesan singkat, Banyak teman-teman akhwat ana yg mengeluhkan ikhwan yg hanya melihat dari segi fisik daripada din, padahal mereka udah paham din, walau memang dibolehkan dlm syari’at (tentang) hal tersebut namun, tidakkah akhlak (dan) agama menjadi sebuah pertimbangan? Teman-teman ana kini banyak yg meminta dicarikan (calon pendamping hidup) ikhwan, usia mereka banyak di atas 25 tahun, haruskah mereka mendapatkan suami yg pemahaman agamanya minim? Kadang ana sangat miris melihat ikhwan yg aneh dlm mencari calon istri yg sudah mengenal manhaj salaf, teman anapun yg ikhwan yg sudah faham agama dan ingin ana ta’arufkan dgn teman akhwat ana, perkataan yg pertama kali ia (ikhwan) tanyakan kepada ana...Akhwatnya cantik tidak??
Ada jg ikhwan yg pernah menyampaikan suatu hal kepada penulis untk dicarikan seorang calon istri,Akhi tolong dong ana dicarikan akhwat yg sudah bermanhaj salaf, kalau bisa yg putih, tingginya sekian dan yg bertubuh ramping..! Penulis jawab, Mas, ente mau cari calon istri seperti pesan makanan di restoran aja! Lha ente sendiri apa sudah punya kriteria sepadan seperti yg ente daftarkan tadi? Ikhwan tersebut lalu tersipu dan tersenyum malu.
Tabiat perfect syndrome (keinginan untk mendapatkan seseuatu hal yg sempurna), memang masih menjadi bagian dari tabiat dasar kehidupan manusia, ambil contoh ketika seorang ikhwan mau membeli motor baru, ketika sudah sampai di dealer motor dan ditawarkan untk memilih salah satu dari jejeran puluhan motor baru dgn jenis yg sama, ikhwan tadi masih kebingungan untk memilih motor yg terbaik dari puluhan motor tersebut, sampai dibela-belain nungging kesana kemari untk mengecek ada bagian yg cacat / tidak, walaupun hal demikian sah-sah saja tetap saja membuat penulis geleng-geleng kepala, Wan! (kebiasaan penulis memanggil semua ikhwan dgn memotong bagian belakang kata ikh-wan, dgn sebutan wan saja), ente kan tahu ni motor baru semua, kok sampai jungkir balik begitu milihnya? jawab ikhwan tadi, Afwan akhi, mau cari yg terbaik di antara yg baik..! Penulis berfikir dlm hati, Lha namanya motor bagian terpenting kan mesinnya, lha wong semua motor baru, kan pasti masih ces-pleng semua. Penulis hanya senyum-senyum saja menanggapi alasan ikhwan muda ini...
Apalagi di dlm memilih calon pendamping hidup yg akan mendampingi hari-harinya selama sisa masa hidupnya, seorang ikhwan kadang mencapai derajat hyper perfect syndrome, dgn minta dicarikan seorang akhwat dgn syarat-syarat yg bisa masuk kategori mission impossible bagi penulis untk mencarikannya, memangnya mudah nemu akhwat dgn kriteria yg sempurna bak bidadari! Padahal derajat seorang muslimah yg shalihah lebih tinggi dari pd seorang bidadari di surga kelak. Mulai dari pertanyaan putih apa tidak? Tingginya berapa? Berat badannya berapa? Sudah bekerja / tidak? Jerawatan / tidak, kira-kira mirip artis siapa? ....STOP! ente cari sendiri saja wan! Penulis tak mau terlibat sama yg beginian! Tidak mungkin penulis mau jadi detektif fisik seorang akhwat, petugas sensus saja tak sebegitunya!
Fenomena narsis di kalangan ikhwan, bisa dibilang kalau tak memalukan lalu mau dibilang apalagi? Kadang hanya perkara nama yg terdengar kampungan saja bisa membuat seorang ikhwan mundur dari bursa perjodohan dadakan ini. Padahal mereka memahami hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yg diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
Wanita dinikahi karena empat perkara : Karena hartanya, kecantikannya, kedudukannya, dan agamanya. Pilihlah yg taat agamanya (kalau tidak) niscaya engkau akan merugi. [Taribat Yadaka, artinya tanganmu akan terpacak ke tana, ni merupakan kinayah (arti kiasan) dari kefakiran]
Seharusnya seseorang ikhwan yg mempunyai kehormatan dan akal bijak akan menjadikan seorang akhwat yg taat beragama sebagai target utama dan pengharapannya, karena keelokan akhlak akan lebih permanen dibandingkan kecantikan fisik, karena kecantikan hanyalah setebal kulit, jika kulit ni tak ada hanya gumpalan daging dan tulang apa ikhwan masih mau menerimanya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendorong para calon suami agar memilih wanita yg shalihah, dan beliau menjelaskan bahwa wanita yg shalihah adlh sebaik-baik kesenangan dunia, Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amru bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :Dunia adlh kenikmatan dan sebaik-baik kenikmatan duani adlh istri yg shalihah.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata dlm kitab beliau Syarah Al-Mumti’, bahwa wanita yg taat beragama akan membantunya dlm mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala danakan mengurus dgn baik tugas-tugasnya dlm mendidik anak-anaknya serta akan menjaga dirinya ketika ia tak ada. Lain halnya dgn wanita yg tak taat beragama, wanita itu akan menyusahkan di kemudian hari.
Ya ikhwan, seorang istri yg cantik, walaupun jg berhiaskan kosmetik yg mahal, kalau tiap hari menyerupai bemo (cemberut terus) tak akan nyaman jg dilihat, kecantikan tak bisa dinilai dari fisik, karena mereka (para akhwat yg taat beragama dan memelihara kehormatannya) lebih baik dari pd wanita-wanita yg mengumbar auratnya walaupun kecantikan mereka menarik hatimu.
Ada seorang ikhwan yg beralasan dengan,Bahwa akhwat yg cantik akan lebih menambah kecintaan dan ketentraman rumah tangga. Apakah engkau akan mengaku bahwa engkau adlh seseorang yg ber ‘ittiba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mentaati sunnah-sunnah beliau, padahal perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Pilihlah yg taat agamanya (kalau tidak) niscaya engkau akan merugi. Telah engkau lempar ke dinding, sehingga kecantikan wajah menjadi prioritas nomor satu dibanding ketaatan beragama seorang akhwat?
Sehingga banyak akhwat yg telah memiliki usia yg lebih dari cukup untk menikah, hanya karena penampilan fisik yg kurang berkenan di hati seorang ikhwan (yang kadang standarnya ketinggian), harus rela melajang untk waktu yg lama, sehingga kerusakan di dlm agama Islam semakin terbuka lebar, dan syaithan semakin mempunyai peluang mengajak manusia mengikuti langkah-langkahnya, mau tahu alasannya?
PERTAMA Jika seorang ikhwan lebih memprioritaskan kecantikan, maka dia akan cenderung memilih akhwat yg kurang ketaatannya dlm agama karena kecantikan akhwat tadi mempesonakan matanya dgn alasan dia akan mampu mendidiknya, dlm fase ni muncul kesombongan dlm hati si ikhwan. Padahal sesuai sunnah yg menjadi prioritas adlh ketaatan agama.
KEDUA Karena seorang ikhwan lebih memprioritaskan kecantikan akhirnya dia akan lebih lama mendapatkan istri, sehingga akan membuka peluang lebih besar bagi syaithan untk merusak kehormatannya karena lamanya membujang, dan jg kehormatan seorang akhwat yg taat beragama terpaksa harus menikah dgn laki-laki yg minim pemahaman agamanya karena tak ada ikhwan yg mau menikah dengannya. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Ada tiga golongan manusia yg berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yg berjihad di jalan Allah), (2) budak yg menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang yg menikah karena ingin memelihara kehor-matannya. [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (II/251, 437), an-Nasa'i (VI/61), at-Tirmidzi (no. 1655), Ibnu Majah (no. 2518), Ibnul Jarud (no. 979), Ibnu Hibban (no. 4030, at-Ta’liiqatul Hisaan no. 4029) dan al-Hakim (II/160, 161), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, Hadits ni hasan.]
KETIGA akan menyebabkan berkurangnya generasi islam yg shalih dan shalihah, karena : 1) seorang akhwat yg dinikahi laki-laki yg minim pemahaman agamanya / ahli bid’ah akan kalah dominan pengaruhnya dlm pendidikan anak-anaknya, dlm memilih sekolah, dan kegiatan kebid’ahan yg lain. 2) karena banyak akhwat yg terlambat menikah maka peluang untk memperbanyak keturunan yg shalih dan shalihah akan berkurang padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Menikah adlh sunnahku. Barangsiapa yg enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku. Menikahlah kalian! Karena sesungguhnya aku berbangga dgn banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh ummat.... [Hadits shahih lighairihi: Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 1846) dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 2383)]
KEEMPAT kebiasaan narsis seorang ikhwan akan membuatnya panjang angan-angan dan dan suka berkhayal untk mendapatkan seorang calon istri yg sempurna fisiknya, ikhwan yg lebih memprioritaskan kecantikan dlm pernikahannya adlh ikhwan yg mengutamakan hawa nafsu dari pd sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (Al-Hijr:3)
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis-garis lalu bersabda, "Ini adlh manusia, ni angan-angannya dan ni adlh ajalnya. Maka tatkala manusia berjalan menuju angan-angannya tiba-tiba sampailah dia ke garis yg lebih dekat dengannya (daripada angan-angannya -red)." Yakni ajalnya yg melingkupinya. [HR. Al-Bukhari (6418)]
Oleh karena itu wahai saudaraku para ikhwan, mereka wanita-wanita yg shalihah adlh pendamping yg terbaik bagimu, mereka adlh permata-permata yg tersembunyi yg jauh dari pandangan manusia, betapa banyak pernikahan yg menghasilkan kekecewaan saat kecantikan menjadi prioritas utama, cobalah engkau wahai saudaraku untk menyimak kisah di bawah ni :
Dahulu Abdullah bin Rawahah radhiyallahu ‘anhu memiliki seorang budak wanita berkulit hitam. Hingga suatu saat ketika marah ia menamparnya kemudian ia menyesal dan mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menceritakan hal itu kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, Bagaimana ia wahai Abdullah? Ia menjawab, Wanita itu berpuasa, shalat, berwudhu dgn baik dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, Ia adlh wanita mukminah. Abdullah berkata, Aku akan memerdekakannya dan akan menikahinya. Lalu ia pun melakukannya. Kemudian ada sebagian orang dari kaum muslimin yg mencemoohnya, mereka mengatakan, Ia telah menikahi seorang budak. Dahulu mereka menikahi wanita-wanita musyrikin karena ingin mendapatkan kehormatan dari kedudukan mereka. Lalu turunlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
Sesungguhnya wanita budak yg mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik bagimu. (QS Al-Baqarah : 221)
Ada yg mengatakan bahwa ayat ni turun berkenaan dgn Khansaa’ budak wanita hitam milik Hudzaifah al-Yaman radhiyallahu ‘anhu. Hudzaifah berkata kepadanya, Hai Khansaa’ engkau telah disebut-sebut di kalangan malaikat yg tinggi, meskipun parasmu jelek dan kulitmu hitam, Allah telah menyebutmu dlm Kitab-Nya. Lalu Hudzaifah memerdekakannya dan menikahinya. [Al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an, Al-Qurthubi (IV/7), Ibnu Katsir (I/307), dan Fathul Qadir (I/225)]
Wahai saudaraku ikhwani fillah, pilihlah wanita yg taat beragama walaupun wajahnya jauh dari harapanmu, karena ia akan menyenangkan pandanganmu kelak ketika engkau mengenali kecantikan akhlaknya, bukan seorang wanita yg memiliki kecantikan tapi akan menyakiti pandanganmu ketika engkau mengenal akhlaknya, Istri shalihah adlh jannah kebahagiaan yg dpt melepaskan kesedihan yg engkau rasakan, embun yg senantiasa menyejukkan tiap ruangan dlm rumahmu, sesungguhnya wanita yg shalihah, bertaqwa, beriman dan wara’ akan menjadi seorang teman dan pendamping yg tak akan terpisah dari tiap desah nafasmu... di dunia dan di akhirat.
Jazakumullahu khairan kepada penyumbang materi dan masukan tentang realitas dan fenomena ikhwan narsis ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati antum semua.
Wallahu a’lam bishowab
Oleh : Andi Abu Najwa
source : http://lintas.me, http://tempo.co
0 Response to "Nasihatku bagi “Ikhwan Narsis”... (sebuah teguran)"
Posting Komentar