baca96.blogspot.com - Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusuf
.: :.
Tidak diragukan lagi, masing-masing kita mendambakan terciptanya suasana kebahagiaan, kebersamaan, dan ketentraman baik dlm urusan dunia maupun agama bahkan negara. Banyak usaha yg dilakukan tetapi nyatanya tak menghasilkan apa yg diharapkan, sementara kita meyakini bahwa tak ada satu kesulitan pun kecuali pasti ada jalan keluarnya. Allah berfirman, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Asy Syarhu / Alam Nasyrah: 6).
Allah jg berfirman, "Dan barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dlm urusannya." (QS Ath Thalaq: 4). Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam jg bersabda dlm hadits Ibnu Abbas, "Ketahuilah, bahwasanya kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
Sudah saatnya untk kita bercermin kepada segala upaya yg dikerahkan dlm membina kehidupan di keluarga, lingkungan, masyarakat, dan lebih luasnya lagi negara. Sudahkah kita jujur kepada Allah dan KitabNya, kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan Sunnahnya, dlm hal aqidah, akhlaq, ibadah, dan muamalah? Dimana hal ni adlh pintu masuk ruang kebahagiaan dan kebersamaan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasul yg terakhir, tidaklah meninggalkan umatnya kecuali telah menerangkan apa yg dibutuhkan mereka dlm membangun kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, inilah kesempurnaan dien.
Allah berfirman, "Pada hari ni telah Kusempurnakan untk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmatku dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maaidah: 3).
Allah jg berfirman, "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untk menjelaskan segala sesuatu." (QS An Nahl: 89). Dalam hadits yg diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, serta Ad Darimy dari sahabat Abu Najih Al Irbadh bin Sariyah berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah memberi nasehat kepada kami dgn satu nasehat yg menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Maka kami bertanya, 'Wahai Rasulullah! Seakan-akan nasehat ni adlh nasehat yg terakhir maka berilah kami wasiat.' Nabi bersabda, 'Aku wasiatkan padamu agar tetap bertaqwa kepada Allah, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yg memerintah kamu itu seorang budak, maka sesungguhnya orang yg masih hidup di antaramu nanti akan melihat perselisihan yg banyak, maka wajib atasmu memegang teguh akan Sunnahku dan perjalanan para khulafa ar rosyidin yg diberi petunjuk, peganglah olehmu sunnah-sunnah itu dgn kuat dan jauhilah olehmu bid'ah, sesungguhnya segala bid'ah itu sesat.'"
Sungguh Rasulullah telah memberikan nasehat yg agung dan wasiat yg sempurna ni kepada umat Islam dimana beliau beliau menunjukkan mereka kepada perkara-perkara yg besar, tak akan tegak urusan dien dan dunia kecuali dgn komitmen terhadapnya dan mengikutinya. Tidak ada jalan keluar dari problematika kehidupan kecuali dgn mengamalkannya dgn seksama di zaman yg dipenuhi dgn tipu daya, dibenarkannya para pendusta dan didustakannya orang-orang yg jujur, serta dipercayanya para pengkhianat dan dikhianatinya orang-orang terpercaya.
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tak bersandar lagi kepada Al Qur'an tak pula kepada Sunnah dlm aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yg berhati setan dan bertubuh manusia serta memuncaknya kebid'ahan-kebid'ahan, wallahul musta'an. Adapun wasiat-wasiat yg disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:
Pertama: tak ada dien kecuali dgn taqwa yaitu taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Taqwa adlh sebab dipermudahnya segala urusan dien dan dunia serta dibukanya berkah dari langit dan bumi. Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS Al A'raaf: 96).
Kedua: tak akan tegak urusan-urusan umat baik dunia maupun dien kecuali dgn pemimpin yg sholeh, adil, menuntun mereka kepada Kitab dan Sunnah Rasulullah, menerapkan di tengah-tengah mereka syariat Allah, mengatur barisannya dan menyatukan kalimatnya serta mengangkat bagi mereka bendera jihad untk meninggikan kalimat Allah. Sedangkan atas umat agar menerima dgn penuh taat baik dlm hal yg disukai maupun dibenci, selama pemimpin itu istiqomah di atas perintah Allah dan menjalankan hukum-hukumNya.
Demi merealisir kemaslahatan Islam dan kaum muslimin, menjaga kesatuannya dan melindungi darah-darahnya. Islam mewajibkan taat dlm hal yg ma'ruf (baik) atas umat terhadap waliyul amri / pemerintah sekalipun mereka bermaksiat, selama kemaksiatannya tak sampai pd kekafiran.
Ketiga: Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mencakup sikap yg harus dilakukan umat dari perselisihan dan terhadap orang yg menyelisihi Al Haq, beliau menunjuk agar berpegang teguh dgn Al Haq dan kembali kepada manhaj yg benar, manhaj Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para khulafa ar rosyidin RA. Tidaklah Sunnah dan manhaj mereka kecuali Kitabullah -yang tak pernah didatangi kebatilan dari arah depan maupun belakang- serta Sunnah Rasulullah yg suci. Allah berfirman, "Orang-orang yg terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yg mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yg besar." (QS At Taubah: 100). Inilah solusi yg benar yg dpt menghentikan perselisihan dgn cara yg diridhoi Allah.
Keempat: Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam jg meliputi peringatan terhadap bid'ah, sangat sering beliau memperingatkan umatnya dari bahaya dan kerusakan yg ditimbulkannya dgn penjelasan yg gamblang bahwa bid'ah adlh kesesatan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- demikianlah kita mesti memulai untk menyadarkan dan mendidik tiap diri-diri kita agar kembali kepada wasiat Allah dan RasulNya, kembali kepada konsep hidup nabawi, bersungguh-sungguh untk menegakkan ibadah kepada Allah dan membuktikannya, sehingga akan terciptalah kebaikan dlm diri kita, dlm diri istri-istri kita, dan dlm keluarga kita.
Ketahuilah bahwa:
- baiknya diri adlh baiknya keluarga
- baiknya keluarga adlh baiknya masyarakat
- baiknya masyarakat adlh baiknya lingkungan
- baiknya lingkungan adlh baiknya negara
- baiknya negara adlh baiknya umat
- baiknya umat adlh baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.
(Dikutip dari tulisan Ustadz Abu Hamzah Yusuf, dari Bulletin Al Wala wal Bara Edisi ke-18 Tahun ke-1 / 18 April 2003 M / 15 Shafar 1424 H. Url sumber http://fdawj.atspace.org/a
Senin, 14 September 2015
Popular on September
0 Response to "Mendidik Diri dengan Wasiat Nabi"
Posting Komentar